Perempuan Berambut Lurus Berponi

0 komentar



Kau tersenyum, matamu berbinar menatapku, kau tentu bahagia menjalin hubungan bersamaku yang penuh dengan canda tawa dan romansa, aku sangat bahagia saat ini, aku selalu teringat akan dirimu, segalanya tentang mu aku tahu, aku selalu ingin melihat rambut sebahu mu yg lurus berponi, lurus seperti benang kecil berjajar, entah kenapa indah rasanya...

Dan disini di pinggir danau kita menikmati sore hari, di kota bunga tempat para konglomerat berlibur atau hanya sekedar beristirahat, tadi kita sudah mengelilingi rumah-rumah mewah tak berpenghuni yang bisa kita duduki teras depan nya, yang bisa kita nikamati indah tamannya dan kita berfoto dengan background rumah-rumah bergaya eropa. Kita berdua takjub pada keindahan arsitekturnya, begitu luasnya daya imajinasi manusia, ada yang berbentuk segitiga, ada yang kotak dan ada juga yang bergaya sebuah hotel.

Dengan motor matik ku kita mengelilingi setiap jalan, kau mendekapku dari belakang terasa hangat sampai ke hati, badan ku serasa ringan karena segala penat dan pikiran-pikiran yang berkecamuk serasa hilang, tempatnya digantikan dengan keindahan hati, kenyamanan dan cinta. Perasaan seperti inilah yang selalu didamba setiap orang, perasaan seperti inilah yang membuat manusia menjadi tenang. Kita berdua bersenandung bersama melagukan getaran cinta di dada, setiap tarikan gas yang kupacu, terasa pelukanmu semakin erat, seperti tak ingin kau kehilangan diriku...

"Indah dan mewah sekali rumah-rumah disini ya kak!" katamu, ketika kita melewati sebuah rumah besar bertingkat dua
"cuman sayang ya nggak diisi" lanjutmu

Dari kaca spion motorku kulihat kau begitu terpesona dengan rumah besar betingkat dua itu, tentu akupun kagum dinda, kutahu kau berkhayal untuk tinggal di rumah itu bersamaku suatu saat nanti.

"kita akan tinggal di rumah seperti itu suatu hari nanti" kataku dengan yakin

"oh ya?" tanyamu menggodaku

"tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, selama kita percaya!"

Kaupun tersenyum "iya, amiiin...."

kemudian kita melihat sebuah ayunan di taman depan sebuah rumah, kau menginginkannya, dan kita pun berhenti sejenak untuk menaiki sebuah ayunan itu. Kau begitu senangnya kulihat dan kita tertawa bersama meikmati saat-saat indah seperti itu yang akan selalu kita ingat sampai nanti, takkan terlupakan sampai kapanpun.

Sore hari pun tiba, aku mengajak kau ke sebuah danau, dan disini kita berdua menatap jernih nya air tampak menghijau karena dalam, ditengah ada juga orang yang sedang bermain sepeda air berbentuk angsa, namun kita tidak ingin mencobanya, karena kita hanya ingin menatapnya karena kita ingin berdua tanpa aktivitas fisik yang sudah dilakukan dari sejak pagi, kita ingin mengistirahatkan badan yang telah lelah.

"dinda tidak tahu tempat ini sebelumnya, indah ya!"  katamu dengan takjub

Aku tersenyum mendengarnya, memang indah, sengaja aku ajak kau kemari karena kau suka sekali dengan alam dan karya arsitektur, dan disini kau menemukan semuanya bersama cinta yang telah kau dapatkan.

"disini memang indah tapi bagi kakak ada yang lebih indah lagi" ujarku

"dimana kak, dinda pengen liat?"

"dihatimu...!"

"ihh, lebayyy degh!" kau tersenyum genit

"tapi itu jujur lho, bukan dibuat-buat"

"oh ya?"

"ya, tentu saja!"

"mmh, sebenarnya kalo dinda mau jujur dinda rasa ga akan seindah ini kalo nggak sama kakak.."

Aku tersanjung mendengarmu, binar matamu menatapku dan kullihat ada sebuah keyakinan di dalamnya, karena dari mata kita tahu isi hati seseorang.

"oh ya?" godaku

"nggak!"

" mmh maksud?"

"nggak bohong maksudnya..." kau melanjutkannya dengan tawa kecil dan akupun ikut tertawa

Kau merapikan rambutmu, sebenarnya dari pertama bertemu tak terhitung berapa kali kau merapikan rambut padahal sudah rapi, rambutmu lurus seperti benang berjajar dengan poni di keningmu, aku suka. Seperti menyatakan bahwa kau adalah perempuan periang, ceria dan manja, karena aku suka memanjakan seseorang yang ku sayangi, aku suka dengan anak-anak maka aku juga suka perempuan yang agak kekanak-kanakan tetapi dewasa bila menyikapi suatu hal, dan semua aku temukan pada dirimu dinda.

Kita mengobrol sampai matahari terbenam, kita melihat awan mega tanda hari akan beranjak malam

"pulang yuk!" ajak ku

Kau hanya mengangguk kecil, kutahu kau masih ingin bersamaku tetapi aku sudah janji pada bibimu agar tidak pulang terlalu malam, kurasa kau pun mengerti.

Masih ada hari esok untuk kita dan masih banyak waktu buat menjalin rasa, cinta kita tidak akan terhenti sampai saat ini, selanjutnya kita akan saling merindu untuk bersama kembali tentang cinta dan canda tawa yang akan selalu ada.










Leave a Reply

Labels