kau
seorang pramugari pada sebuah maskapai penerbangan, kau selalu memberikan
senyuman kepada setiap orang dan parasmu sangat menarik dalam pandangan setiap
orang dan hari ini penumpang sangat penuh dan dalam kerumunan kau melihat
seorang kakek dari desa merangkul sebuah karung lalu perhatianmu pun tertuju
padanya agak lama, Saat itu kau berdiri di pintu pesawat menyambut setiap penumpang dengan senyuman indah yang kau
miliki.
Sesaat
kemudian pesawat pun terbang, segera kau dan rekan rekanmu seperti biasa mulai
menyajikan minum melewati baris demi baris, kau berikan sapaan yang hangat kepada mereka lalu pada baris ke dua
puluh kau melihat si kakek tua tadi duduk tegak dan kaku di tempat
duduknya memangku karung tua bagaikan
patung. Kau pun menghampirinya
"selamat
siang, mau minum apa? Tanyamu dengan lembut
"oh
nggak usah makasih" jawab si kakek tampak terkejut sambil melambaikan
tangan tanda menolak
hal yang tak biasa kau temui dalam pesawat dan
kau pun berusaha untuk memakluminya
"mari
saya simpan bawaannya di bagasi" lanjutmu melihat karung yg dibawa malah
dirangkul bukan disimpan di bagasi
"nggak
usah, biar kakek pegang saja" jawabnya dgn gemetar
Kau
hanya tersenyum dan akhirnya membiarkan si kakek duduk dengan tenang
Menjelang
pembagian makanan kau melihat si kakek masih duduk dengan tenang di tempat
duduknya.
Kaupun
menawarkan makanan
"nggak
usah nak" tolak nya menggelengkan kepala
Kaupun
mulai merasa aneh dengan penolakannya lagi
"apa
kakek sakit?" tanyamu dgn lembut
"kakek
ingin ke toilet tapi takut nggak boleh
bergerak sembarangan di sini, takut merusak barang di disini" jawab si
kakek dengan suara kecil
"kakek
boleh bergerak semaunya, nggak apa-apa" jelasmu dengan ramah
Kemudian
kau memanggil seorang pramugara untuk mengantarkan si kakek ke toilet
Pada
saat menyajikan minum yang ke dua kali, saat rekan-rekan mu sibuk melayani
penumpang lain matamu tertuju pada si kakek dan kau pun melihat dia melirik ke
penumpang sebelahnya dan menelan ludah, terlihat dia tampak kehausan Dengan
tidak menanyakannya lagi kau meletakkan segelas minuman teh dimeja si kakek.
"tidak
usah, tidak usah.. " Tentu
gerakanmu mengejutkannya.
"kakek
sudah haus, minumlah" kata mu
Dengan
spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada mu
Kau
menjelaskan kepadanya minumannya gratis dan akhirnya kaupun mengerti kenapa si
kakek selalu menolak ketika ditawari minuman dan makanan
"nak, dari rumah ke bandara kakek berjalan kaki
ketika di perjalanan kakek merasa haus,
kakek minta air minum sama orang yang berjualan air di jalan tapi mereka
malah membentak bentak dan mengusir kakek, jadi kakek pikir di sini juga harus
bayar" ungkap si kakek setelah meminum air yang kau sajikan
"terima
kasih nak" lanjut nya
Kemudian
kaupun mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki
sampai mendekati bandara baru naik mobil dan Karena uang yang dibawa sangat
sedikit, dia meminta minuman kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun
kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis, hatimu mulai tersentuh
olehnya dan kaupun mengajak rekan sesama pramugari untuk memperhatikan si
kakek, seorang pramugari lain tampak menemanimu dengan antusias
Mungkin
karena merasa dilayani dengan baik lalu Mulailah si kakek bercerita tentang dua
orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang
bungsu sedang kuliah.
Tahun
lalu anak sulungnya yang bekerja di kota memintanya untuk tinggal bersama kata
si kakek tapi tidak merasa nyaman tinggal di daerah
perkotaan dan menolak permintaan anaknya dan di pesawat kali ini si kakek
hendak menjenguk putra bungsunya yg sedang kuliah. Anak sulungnya yang tahu hal
ini merasa tidak tega kalau dia naik mobil begitu jauh yang akhirnya membelikan
tiket pesawat dan menawarkan menemani nya bersama – sama, dengan beralasan
terlalu boros si kakek menolak permintaan anak sulungnya Dia bersikeras dapat
pergi sendiri.
Dengan
merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai oleh anak bungsunya si kakek
berjalan dari desa mendekati bandara dan ketika melewati pemeriksaan keamanan
dibandara, dia disuruh menitipkan karung bawaannya di tempat bagasi tetapi dia bersikeras
membawa sendiri.
"anak
bungsu kakek tidak suka ubi yang hancur, bila di taruh di bagasi kakek takut
ubi ini hancur " ujar si kakek saat itu
Melihat
sekarang si kakek masih merangkul karung ubi dalam pangkuaannya akhirnya kau
dan rekan rekanmu membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat
duduk, si kakek pun bersedia dengan hati – hati dia meletakkan karung tersebut.
Saat
dalam penerbangan kau dan rekan rekanmu terus menambah minuman untuk si kakek,
dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus. Tetapi dia tetap
tidak mau makan, meskipun kau mengetahui sebenarnya dia sudah sangat lapar, kau
berusaha membujuknya untuk makan dan dia tetap menolak dengan halus
kemudian
pesawat pun hendak mendarat
"nak,
apakah ada kantong an kecil?" tanyanya padamu
"ada,
untuk apa kek?"
"tolong
bungkus makanan ini kakek belum pernah melihat makanan yang begitu enak ..
kakek ingin membawa makanan ini buat si
bungsu" ujar si kakek
Kau
tampak kaget begitupun dengan rekan-rekanmu yang lainnya, bagimu makanan itu
begitu biasa terlihat sepanjang hari dan tak ada yang spesial namun di mata
seorang desa menjadi begitu berharga dengan menahan lapar disisihkan makanan
itu demi anak bungsu nya.
dengan
terharu kau dan rekan-rekan sesama pramugari mengumpulkan makanan yang masih
tersisa yang belum dibagikan kepada penumpang lain kemudian ditaruh di dalam
suatu kantongan yang akan kau berikan kepadanya
"bungkus yang bagian untuk kakek saja
nak, jangan yang bukan untuk kakek"
diluar dugaan dia malah menolak pemberianmu
Mendengar
itu kau terharu, sungguh suatu perbuatan tulus yang jarang dilakukan orang
Pesawat
pun mendarat dengan selamat dan sebenarnya kau menganggap semua hal sudah
berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari
pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat.
Kau
dan rekan rekanmu yang lain membantu si kakek keluar dari pintu pesawat,
sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang mungkin tidak bisa kau lupakan
seumur hidupmu.
Si
kakek berlutut menyembahmu dan teman-temanmu
"terima
kasih, terima kasih, terima kasih.." ucapnya dengan gemetar dan hatimupun
bergetar melihatnya, segera kau beserta rekan - rekanmu membungkuk hendak
mengangkat si kakek agar kembali berdiri
"
kalian adalah orang - orang paling baik yang pernah kakek temui. Kami di desa
hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan
makanan yang begitu enak. Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap kakek
dan bersikap baik , kakek tidak tau bagaimana mengucap terima kasih kepada
kalian.."
"kami
hanya melakukan tugas kami, sungguh kami tidak sebaik itu.." ujarmu dengan
terisak, air mata haru mengalir di pipimu
"Semoga
Tuhan membalas kebaikan kalian" lanjut si kakek sambil menangis kemudian Kau rekan rekan mu dengan terharu
memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya
keluar dari lapangan terbang.
Semua
orang yang menyaksikan hal itu bersamamu mengeluarkan air matanya apalagi
kamu yang sedari awal melayaninya dengan
baik.
Dinda selama 5 tahun kau bekerja sebagai
pramugari, beragam penumpang sudah kau jumpai ada yang banyak tingkah,
yang cerewet dan lain – lain, tetapi tentu kau belum pernah menjumpai orang
yang menyembahmu serta rekan-rekan. Kau merasa hanya menjalankan tugas dan
kewajiban sebagai pramugari saja tidak lebih yaitu hanya dengan rutin
menyajikan minuman, makanan dan sedikit sapaan. Tetapi kakek tua yang
berumur kira kira 70 tahun an yang merangkul karung tua berisi ubi kering dan menahan lapar demi menyisihkan makanannya untuk anak tercinta
tidak pula bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya tersebut sampai
menyembahmu mengucapkan terima kasih
Perbuatan
si kakek itu sampai sekarang masih membuatmu
terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga dalam perjalanan
hidupmu.