Perempuan Yang Ku Panggil Dinda

1 komentar



Seorang perempuan yang tak kutahu siapa nama mu, gimana kalo aku beri kamu nama, bagaimana kalau dinda, kusebut saja kamu dengan dinda hmm dinda jika kau tanya kenapa kau kupanggil dinda semata untuk mempresentasikan sebuah karakter dan fisik, bagiku nama dinda menggambarkan seorang perempuan yang anggun, feminim dan cerdas tentunya cantik pula seperti kamu, juga karena nama dinda mengandung karya sastra yang unik kalau aku tidak salah dinda adalah panggilan untuk seorang perempuan di daerah sumatera dan sumatera adalah negeri para sastrawan besar, kupikir sangat cocok jika namamu dinda.

Ah dinda, kita tidak pernah tahu nama kita masing masing kan, kita hanya ingin bebas dan bahagia, kita tidak perlu nama untuk saling kenal dan melakukan berbagai hal bersama, dimuali dari kamu yang tidak ingin menyebutkan nama hingga kita saling merahasiahkan nama masing masing yang akhirnya sampai sekarang aku tidak tahu kemana aku akan mencari mu, cerita kita terjadi begitu saja seperti sebuah mimpi yang akan terlupakan seiring berjalannya waktu, tapi kali ini mimpinya kerap datang tiap kali aku terlelap tidur, semua tentang mu pasti akan hadir dalam anganku, senyummu dan cara mu mengedipkan mata ketika kau malu, rambutmu yang berombak akan terlihat kusut bila diterpa angin dan yang paling kuingat adalah malam itu di malioboro saat aku menciummu, tak kau sangka kan aku senekat itu? Haha saat yang takkan terlupakan dalam hidupku, saat itu aku memakaikan kupluk yang baru ku beli untuk menghangatkan kepalamu dari dinginnya udara malam, dalam remang aku melihat wajahmu begitu anggun dan aku merasakan rasa sayang tiba tiba hadir menggebu, aku ingin memcium bibirmu yang tampak merah dan kulakukan begitu saja, kutahu kau kaget waktu itu tapi kau juga menyukaiku bukan sehingga kau diam saja dan hanya menutup matamu.
Setelah itu kita sama sama diam begitu canggung dengan suasananya, kau menatapku sejenak lalu tersenyum malu, wajahmu memerah aku bisa liat meski dalam keremangan malam itu, aku merasakan kebahagiaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata kata dan aku bertanya tanya cintakah aku padamu? Aku tidak tahu yang jelas saat aku bersamamu aku merasakan kebahagiaan dan kenyamanan yang jarang kurasakan ketika sendiri.

Dinda, kita adalah sama sama orang asing yang dipertemukan di kota ini, kota pelarian kita dari berbagai masalah yang memberatkan kepala kita, dari nasib yang buruk dan dari rasa sakit atas nama cinta. Kau datang ke kota ini menjauh dari laki laki yang memperbudakmu dari laki laki yang over posesifdan aku datang ke sini berniat untuk mencari suasana baru, aku ingin melihat tempat baru, bukan hanya dinding kamar saja yang setiap malam kulihat, bukan hanya layar komputer saja yang kulihat disiang hari saat bekerja, atau suara atasan yang rewel dan suara gitu gitu saja tak pernah berubah. Tetapi dinda yang paling utama adalah karena seseorang, seseorang yang mematahkan semangat hidupku, seseorang yang tak pernah berniat menyakitiku tapi dia membuatku sakit hati, ku tahu aku yang salah dalam hal ini dan aku datang mengunjungi kota ini berharap ada pandangan baru dalam pikiranku, berharap ada jalan lain untuk kebahagiaan hidup yang didambakan setiap orang tak terkecuali diriku.

di jembatan ini kita pertama kali bertemu, waktu itu kau memakai sweater warna merah kotak kotak dengan garis hitam, rambutmu bergelombang dipotong sebahu, dan kau cukup tinggi dengan sepatu high heels, kau menatap lurus ke depan melihat lalu lalang mobil, sejurus kemudian kau menoleh ke arahku, kau tersenyum manis lalu kembali menatap lurus, aku tergoda untuk menyapamu dan aku menghampirimu

"bagus ya liat lalu lalang mobil" kataku setelah aku tepat di sampingmu
Kau tersenyum dan menoleh ke arahku "hmm iyah.."
"mobil yang seperti apa yang kamu suka?" tanyaku
"mobil yang berwarna putih" jawabmu langsung saja
"tapi kayaknya belum ada ya, banyak yang hitam" kataku sambil melihat jalanan
Kau hanya tersenyum saja.

Disitu Kita ngobrol ngobrol ringan seputar kendaraan, topik yang agak aneh juga, kita bukan sales mobil atau bekerja di perusahaan otomotif, yang ku tahu saat itu aku ingin mengalihkan seluruh perhatian ku dengan hal baru karena begitu banyak yang bisa dilihat, didengar dan di rasa di dunia ini, mungkin saja kamupun sama denganku saat itu, mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang baru, hmm mungkin saja.

Dan Kau yang menutup perbincangan kita, kau bilang mau pulang karena sudah larut malam kemudian kita berpisah begitu saja dan memang harusnya gimana aku hanya suka terlalu melebih lebihkan suasananya haha.. Namun sungguh kesan pertama yang kudapatkan darimu menarik hatiku, kau begitu ramah dan aku suka caramu tersenyum, serasa ringan dan dunipun ikut tersenyum. Saat aku berbaringan di atas kasur di tempat kost an temanku aku terpikirkan semua tentang mu, dan pikirku melayang jauh sampai aku terlelap.

beberapa hari kemudian kita bertemu lagi di sebuah halte bus, kau membawa sebuah koper kecil yang pasti isinya baju kayaknya. aku hanya menebak saja ya haha, dan kau masih mengenakan sweater yang sama sehingga aku begitu mengenalimu, aku mengatakan hai saja karena aku tidak tahu siapa namamu. Dan kau pun mengenaliku dan menjawab hai juga dengan senyummu yang lebar dan indah dalam pandanganku, setelah kita saling sapa dan berbincang sedikitkemudian kita tahu bahwa tujuan kita ternyata sama, aku begitu senang mendengarnya

"oh ya?" tanya mu terkejut setelah aku menjawab tujuanku
"haha.. Iya jogja" jelasku girang

aku mengajakmu duduk berbarengan agar tidak bosan diperjalan sambil ngobrol ngobrol, namun kau menolaknya dengan halus katamu ada teman yang menunggu di bus, kemudian kita duduk di kursi yang berbeda dan ku tahu kau berbohong soal teman yang menunggu karena nyatanya kau duduk dengan seorang ibu ibu dan tak ada percakapan sama sekali, atau temanmu tak jadi datang? Aku tak tahu yang jelas aku sedikit kecewa waktu itu. Bus membawa ku ke tempat tujuan dengan selamat, aku tertidur selama dalam perjalanan sehingga aku tak sadar kau telah turun dari bus di tengah perjalanan kemudian aku harus menerima bahwa aku tak usah hiraukan kamu lagi, kamu hanya seseorang yang lewat dan mengisi pengelaman hidupku dalam waktu yang singkat.

Di kota itu hal yang pertama kulakukan adalah mengunjungi candi prambanan, selanjutnya beberapa candi lain kukunjungi sampai rasanya bosan liat bebatuan berundak, aku telah menghabiskan uang cukup banyak hanya untuk melampiaskan rasa ingin tahuku dengan dunia luas, oh ya dunia luas seperti aku terpenjara saja haha, maksudku aku bosan dengan rutinitas sehari hari, bangun pagi harus jam berapa terus berangkat kerja harus dalam waktu tertentu, melewati jalan yang sama lalu bertemu dengan orang yang sama dan melakukan hal yang sama setiap hari, lalu siang hari istirahat dalam jeda waktu yang sama dan waktu pulang telah ditentukan, apa yang akan dilakukan ketika pulang pun telah ditentukan. Aku bosan kalau setiap hari seperti itu terus, aku butuh suasana baru meski dalam waktu yang ditentukan juga, dalam waktu ini tidak ada yang mengatur aku harus melakukan apa selain diriku sendiri, aku ingin bebas...

namun pada akhirnya akupun harus jujur padamu tentangku

"aku sedang lari dari seseorang" kataku di restoran malam itu, akhirnya aku membuka rahasia ku padamu
"perempuan..??" tanyamu
Aku mengangguk "dan laki-laki"
Kau menatapku mencari tahu kelanjutannya
"hmm cerita donk, nggak enak lho dipendam sendiri"

Setelah meminum jus jeruk dalam gelas ku genggam aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya dengan tenang Lalu aku mulai cerita tentang seseorang yang begitu berarti dalam hidupku, sebagian mengatakan itu tipuan belaka tapi aku tak mau peduli dengan apa yang orang katakan tentang fenomena hidup yang kujalani, atau aku takut kalau yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan dan hal itu meruwetkan pikiranku, tapi sudahlah karean semua ini berawal dari pertemuanku dengan seorang wanita ditempat kerja, seseorang yang berwajah manis dengan poni lurus sedikit menutupi alis mata, berkulit putih dan berhidung mancung untuk rata rata orang asia, katakanlah aku kagum pada nya, yang pada akhirnya setelah agak lama berteman dengannya harus kuakui bahwa aku mencintainya, namun wanita yang kucintai itu telah mencintai orang lain yang tidak lain adalah teman baikku sendiri,

Kau mendengarkanku dengan baik, dan rasanya hatiku plong, serasa ada beban yang keluar dan malam itu aku seperti kembali menjadi diriku lagi...

Kita pun pada akhirnya bertemu lagi, kita tidak pernah tahu kenapa, semuanya seperti telah diatur seperti itu, kita tidak pernah mengenal satu sama lain, kita tidak saling peduli pula namun takdir seperti selalu ingin menyatukan kita kembali, 2 hari kemudian setelah terakhir kita bertemu di sebuah halte bus kita bertemu lagi di tempat yang sama dengan tujuan yang sama pula. Yaitu pulang kembali ke tempat asal masing2, aku kaget bisa bertemu lagi denganmu dan kau pun tampak terkejut ketika melihatku, kau terlihat merasa aneh waktu itu

"hai" sapaku tersenyum
"hai.. Kamu eeh .." kau menerka nerka
"iya aku apa hahah..?"
"kamu ngikutin aku ya?, koq ketemu terus?" tanyamu
"ah kamu kali yang ngikutin aku, hmm.. Kenapa ya?

Lalu kita sama sama tersenyum, entah tersenyum karena kita bertemu lagi atau tersenyum senang karena bertemu lagi eh sama saja ya, yang pada akhirnya kita duduk di kursi yang sama dalam bus, aku mengajak mu untuk duduk bareng dan rasanya kau tak punya alasan lagi untuk menolaknya, kita banyak berbincang soal liburan yang telah kita lalui, kau mengaku seorang penulis buku yang sedang mencari data data tentang keraton jogja kayaknya itu bukan liburan, tapi aku kagum sekali mendengarnya, pikirku kau seorang yang berpendidikan dan aku suka wanita yang berpendidikan. Atau itu hanya alasan yang kubuat sendiri, nyata nya aku telah suka kamu dari awal dari sebelum tahu kau seorang wanita berpendidikan dan ya tanpa alasan, karena rasa sulit dijelaskan dengan kata-kata bukan?..

Kau yang agak bawel sehingga membuatku nyaman, aku orangnya agak pendiam dan pemalu tapi akan cair bila lawan bicara bawel dan aktif, mungkin kebanyakan juga begitu aku rasa begitu, dalam beberapa jam duduk sambil ngobrol dalam kursi yang sama rasanya begitu nyaman, aku suka melihat gerak bibirmu ketika berbicara, aku suka rambutmu yang hitam lurus sebahu, aku suka matamu yang berbinar bila menanggapi ucapanku, aku suka sweater kotak kotak hitam merah yang kau kenakan, aku suka sepatumu high heel hitam mu, aku suka jam tangan mu, aku suka… banyak hal.. Kemudian muncullah rasa ketertarikan itu, dan aku takut mengakui nya.

Sampai malam itu di restoran, kita beristirahat dan mengisi perut sambil membicarakan tentang kehidupan dan profesi masing-masing kecuali nama, aku agaknya ingin tahu mungkin kau juga sama
kemudian kau berkata
"kita tak perlu tahu nama masing masing kan?"
"haha.. Kenapa?" tanyaku antusias
"aku rasa kita sama sama ingin suasana baru, jika kita katakan siapa nama kita, tentu kita akan ingat siapa kita dan… mmhh kayaknya lupakan saja untuk sementara.."
Aku mengernyitkan dahi mendengar mu,
"oke lah haha.."

Kau pun menceritakan permasalahan yang sedang kau hadapi, kau sedang menjauhi pacarmu yang posesif, dan kau mulai bosan pada nya, setiap hari kau hanya memikirkan cara untuk lepas darinya, cinta mu telang hilang dan rasa yang tertinggal adalah kekecewaan, aku hanya mendengarkan saja seperti yang kau lakukan juga ketika aku bercerita, kita tidak saling menggurui satu sama lain, dan aku menjadi nyaman karenanya

Setelah malam itu aku berniat untuk naik bus dan pulang, aku tidur di bus saja sementara kau berencana menginap di rumah temanmu sebelum melanjutkannya esok hari, kau mengantarku sampai halte,

"makasih ya sudah nemenin aku" kataku dan terasa sekali ada yang mengganjal dihati
"iya sama sama"
Kemudian bus datang dan berhenti tepat di depanku, langkahku serasa bertambah berat, namun aku harus pergi juga, dan saatnya perpisahan
"dadah…" gumamku sambil menatapmu, aku berharap mengucapkan satu nama
Namun kau hanya tersenyum
"dadah.. Hati hati di jalan.. Sampai jumpa.. "
"sampai jumpa.. Daah.." aku melambaikan tangan

Kau balas melambaikan tangan, dan waktu serasa melambat ketika kakiku menaiki bus kemudian bus pun melaju dan aku segera berlari ke belakang bus, melihatmu yang masih berdiri dan melambaikan tangan, kau pun semakin kecil dalam pandanganku kemudian perlahan menghilang, ku tak bisa menggambarkan bagaimana perasaanku waktu itu dengan pasti mungkin antara bahagia, terharu dan sedih bercampur, memang tampaknya berlebihan tapi untuk orang sepertiku itu adalah "sesuatu" yang bagi sebagian orang mungkin tidak mengerti.

Hingga beberapa detik kemudian aku tak sadar telah turun kembali dari bus, mengejarmu, menuju padamu yang tengah melangkah pergi kemudian kaupun berbalik dan tersenyum setelah menyadari keberadaanku

"ada yang tertinggal?" tanya mu
"tentu" jawabku

Tentu ada yang tertinggal dinda, ketika di dalam bus saat kita membicarakan tentang malioboro, bukankah kau ingin sekali ke tempat itu dan aku juga, tetapi kita tengah dalam perjalanan pulang bukan? sehingga keinginan itu hanya jadi perbincangan kita saja,

"bukan kah kamu ingin ke malioboro?"
"mmhh.. Memang ya tapi.."
"ayo kita ke sana..!" ajak ku
"temanku gimana? Dia sudah nunggu"
"aku tahu kamu bohong, kamu tidak punya teman di sini kan?"
"hahaha, emang kamu tahu..?" kau mengujiku
"aku punya semacam perasaan..dan waktu kita bertemu untuk yang kedua kalinya, kau bilang ada teman yang menunggu, tapi aku lihat tidak ada temanmu"
"kau memperhatikanku..?"
"mmh..aku tidak menyengaja tapi aku melihat dan anyway keburu malam entar, ayo kita berangkat"
Kau tertawa mendengarku
"kenapa?" tanyaku

Kau memandangku beberapa saat mungkin kau mencari kepastian dari ucapanku, kemudian kau tersenyum dan mengangguk..

 ***
Dan aku disini sekarang, diatas jembatan layang, memandangi lalu lalang kendaraan seperti yang kau lakukan dulu 3 tahun yang lalu, saat pertama kita berjumpa, aku tak tahu apa yang sedang kulalakukan dan ketika aku bertanya pada diriku sendiri, aku mendengar bisikan kecil dalam hati 'lakukan apa yang membuatmu senang'
Aku tersenyum kemudian bertanya tanya lagi 'apakah aku senang?' tak ada jawaban untuk beberapa saat hingga ku mendengar bisikan lagi 'lakukan hal yang kau mau, sehingga kan membuatmu senang'
Aku merenungi nya, apa yang aku lakukan sekarang?? Mengunjungi mu lagi?? Bahkan aku tidak tahu nama mu siapa, bahkan aku tidak tahu alamat mu dimana, aku hanya menuruti apa kata hati, logika telah kubuang jauh, jawaban kenapa aku berada di sini sekarang datang jauh jauh dari tempat asalku karena aku tidak memakai logika itu saja.. Tapi mungkin ini membuatku senang, mungkin.

Lagipula telah aku putuskan, jika di malam ini aku tidak bertemu denganmu aku akan ikhlaskan, yah anggap sebagai jalan jalan menikmati malam hari, atau sekedar refressing dari segala kegiatan padat yang kujalani setiap hari, kerlap kerlip lambu mobil menghiasi jalanan yang tampak hitam dan di langit sana bintang bintang berhamburan, aku menikmati setiap hembusan angin yang dingin, setiap suara klackson dan mesin kendaraan yang mendominasi, dan setiap pandangan yang muncul dalam penglihatanku, aku menikmatinya hingga tak terasa malam semakin larut semakin dingin semakin sepi, aku melihat jam tanganku menunjukan angka 1

Saat nya aku kembali ke tempat kost an temanku, temanku yang sama dan masih nge kost ditempat yang sama, ah kau memang tidak tahu siapa dia kan dan tak harus tahu, aku pun melangkah beranjak meninggalkan jembatan ini, sudah tidak ada yang kuharapkan, jika dipikir secara logika memang tak ada harapan untukku, emangnya setiap malam kamu datang ke jembatan ini dan memandangi aktifitas kendaraan dan orang orang, aku pun tak tahu kau orang mana, aku hanya hidup dalam kenangan selama ini, dan menapaki setiap kenangan adalah hal yang aku sukai, biarlah orang mengatakan aku salah nggak apa apa, selalu ada keputusan dalam diri kita dalam menentukan sesuatu bukan?

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di depan pintu kost an temanku, dan hendak mengambil kunci kamar yang diberikannya dan aku tidak menemukannya, semua saku baju dan celana aku rogoh semua dan tak ada kunci, kemudian aku berusaha mengingat ngingatnya, dari kost an aku hanya menuju satu tempat, diam di tempat yang dituju dalam waktu yang lumayan lama lalu pulang kembali melewati jalan yang sama, besar kemungkinan aku akan menemukannya lagi jika aku kembali dan mecarinya daripada harus membangunkan temanku dan merusak pintu,

Dan aku menyusuri jalan yang tadi kulewati, aku terus memperhatikan jalan, melihat setiap sudut jalan, menajamkan pengliatanku di malam hari, ku yakin kunci itu pasti terlihat karena gantungan kuncinya lumayan besar, aku terus mencari dan terus berjalan pelan hingga aku sampai ke jembatan tadi dan tiba tiba ada suara yang mengagetkanku

"mencari ini?" suara wanita dari samping

Aku menoleh arah suara dan seketika kekagetanku bertambah, aku terdiam beberapa saat berusaha kembali kepada kesadaran namun aku memang sadar, aku tidak sedang bermimpi, kau tersenyum, senyum yang selalu kurindukan, seseorang yang kucari yang selalu hidup dalam ingatanku kini berada persis di depanku, aku merasa senang, terharu, bahagia bercampur mungkin aku tersenyum dalam beberapa detik aku diam mematung,

"heii?" kau menyadarkanku
"ooh iya iya.. " jawabku segera,
Kau memberikannya padaku, dan aku masih agak kaku
"baju yang di beli di maliboro waktu itu ya?" tanyamu dengan riang, kau memperhatikan baju yang sedang ku pakai, dan aku kemudian sadar kau pun memakai sweater yang kau beli di malioboro bersama ku,
"sweater mu juga" kataku tersenyum. "sedang apa di sini?"
"aku juga punya pertanyaan yang sama" jawabmu ceria

Lalu kita sama sama tersenyum di malam itu..



















One Response so far

Leave a Reply

Labels