Seorang perempuan yang tak
kutahu siapa nama mu, gimana kalo aku beri kamu nama, bagaimana kalau dinda,
kusebut saja kamu dengan dinda hmm dinda jika kau tanya kenapa kau kupanggil
dinda semata untuk mempresentasikan sebuah karakter dan fisik, bagiku nama
dinda menggambarkan seorang perempuan yang anggun, feminim dan cerdas tentunya
cantik pula seperti kamu, juga karena nama dinda mengandung karya sastra yang
unik kalau aku tidak salah dinda adalah panggilan untuk seorang perempuan di
daerah sumatera dan sumatera adalah negeri para sastrawan besar, kupikir sangat
cocok jika namamu dinda.
Ah dinda, kita tidak
pernah tahu nama kita masing masing kan, kita hanya ingin bebas dan bahagia,
kita tidak perlu nama untuk saling kenal dan melakukan berbagai hal bersama,
dimuali dari kamu yang tidak ingin menyebutkan nama hingga kita saling merahasiahkan
nama masing masing yang akhirnya sampai sekarang aku tidak tahu kemana aku akan
mencari mu, cerita kita terjadi begitu saja seperti sebuah mimpi yang akan
terlupakan seiring berjalannya waktu, tapi kali ini mimpinya kerap datang tiap
kali aku terlelap tidur, semua tentang mu pasti akan hadir dalam anganku,
senyummu dan cara mu mengedipkan mata ketika kau malu, rambutmu yang berombak
akan terlihat kusut bila diterpa angin dan yang paling kuingat adalah malam itu
di malioboro saat aku menciummu, tak kau sangka kan aku senekat itu? Haha saat
yang takkan terlupakan dalam hidupku, saat itu aku memakaikan kupluk yang baru
ku beli untuk menghangatkan kepalamu dari dinginnya udara malam, dalam remang
aku melihat wajahmu begitu anggun dan aku merasakan rasa sayang tiba tiba hadir
menggebu, aku ingin memcium bibirmu yang tampak merah dan kulakukan begitu
saja, kutahu kau kaget waktu itu tapi kau juga menyukaiku bukan sehingga kau
diam saja dan hanya menutup matamu.
Setelah itu kita sama sama
diam begitu canggung dengan suasananya, kau menatapku sejenak lalu tersenyum
malu, wajahmu memerah aku bisa liat meski dalam keremangan malam itu, aku
merasakan kebahagiaan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata kata dan aku
bertanya tanya cintakah aku padamu? Aku tidak tahu yang jelas saat aku
bersamamu aku merasakan kebahagiaan dan kenyamanan yang jarang kurasakan ketika
sendiri.
Dinda, kita adalah sama
sama orang asing yang dipertemukan di kota ini, kota pelarian kita dari
berbagai masalah yang memberatkan kepala kita, dari nasib yang buruk dan dari
rasa sakit atas nama cinta. Kau datang ke kota ini menjauh dari laki laki yang
memperbudakmu dari laki laki yang over posesifdan aku datang ke sini berniat
untuk mencari suasana baru, aku ingin melihat tempat baru, bukan hanya dinding
kamar saja yang setiap malam kulihat, bukan hanya layar komputer saja yang
kulihat disiang hari saat bekerja, atau suara atasan yang rewel dan suara gitu
gitu saja tak pernah berubah. Tetapi dinda yang paling utama adalah karena
seseorang, seseorang yang mematahkan semangat hidupku, seseorang yang tak
pernah berniat menyakitiku tapi dia membuatku sakit hati, ku tahu aku yang
salah dalam hal ini dan aku datang mengunjungi kota ini berharap ada pandangan
baru dalam pikiranku, berharap ada jalan lain untuk kebahagiaan hidup yang
didambakan setiap orang tak terkecuali diriku.
di jembatan ini kita
pertama kali bertemu, waktu itu kau memakai sweater warna merah kotak kotak
dengan garis hitam, rambutmu bergelombang dipotong sebahu, dan kau cukup tinggi
dengan sepatu high heels, kau menatap lurus ke depan melihat lalu lalang mobil,
sejurus kemudian kau menoleh ke arahku, kau tersenyum manis lalu kembali
menatap lurus, aku tergoda untuk menyapamu dan aku menghampirimu
"bagus ya liat lalu
lalang mobil" kataku setelah aku tepat di sampingmu
Kau tersenyum dan menoleh
ke arahku "hmm iyah.."
"mobil yang seperti
apa yang kamu suka?" tanyaku
"mobil yang berwarna
putih" jawabmu langsung saja
"tapi kayaknya belum
ada ya, banyak yang hitam" kataku sambil melihat jalanan
Kau hanya tersenyum saja.
Disitu Kita ngobrol
ngobrol ringan seputar kendaraan, topik yang agak aneh juga, kita bukan sales
mobil atau bekerja di perusahaan otomotif, yang ku tahu saat itu aku ingin
mengalihkan seluruh perhatian ku dengan hal baru karena begitu banyak yang bisa
dilihat, didengar dan di rasa di dunia ini, mungkin saja kamupun sama denganku
saat itu, mengalihkan perhatian kepada sesuatu yang baru, hmm mungkin saja.
Dan Kau yang menutup
perbincangan kita, kau bilang mau pulang karena sudah larut malam kemudian kita
berpisah begitu saja dan memang harusnya gimana aku hanya suka terlalu melebih
lebihkan suasananya haha.. Namun sungguh kesan pertama yang kudapatkan darimu
menarik hatiku, kau begitu ramah dan aku suka caramu tersenyum, serasa ringan
dan dunipun ikut tersenyum. Saat aku berbaringan di atas kasur di tempat kost
an temanku aku terpikirkan semua tentang mu, dan pikirku melayang jauh sampai
aku terlelap.
beberapa hari kemudian
kita bertemu lagi di sebuah halte bus, kau membawa sebuah koper kecil yang
pasti isinya baju kayaknya. aku hanya menebak saja ya haha, dan kau masih
mengenakan sweater yang sama sehingga aku begitu mengenalimu, aku mengatakan
hai saja karena aku tidak tahu siapa namamu. Dan kau pun mengenaliku dan menjawab
hai juga dengan senyummu yang lebar dan indah dalam pandanganku, setelah kita
saling sapa dan berbincang sedikitkemudian kita tahu bahwa tujuan kita ternyata
sama, aku begitu senang mendengarnya
"oh ya?" tanya
mu terkejut setelah aku menjawab tujuanku
"haha.. Iya
jogja" jelasku girang
aku mengajakmu duduk
berbarengan agar tidak bosan diperjalan sambil ngobrol ngobrol, namun kau
menolaknya dengan halus katamu ada teman yang menunggu di bus, kemudian kita
duduk di kursi yang berbeda dan ku tahu kau berbohong soal teman yang menunggu
karena nyatanya kau duduk dengan seorang ibu ibu dan tak ada percakapan sama
sekali, atau temanmu tak jadi datang? Aku tak tahu yang jelas aku sedikit
kecewa waktu itu. Bus membawa ku ke tempat tujuan dengan selamat, aku tertidur
selama dalam perjalanan sehingga aku tak sadar kau telah turun dari bus di
tengah perjalanan kemudian aku harus menerima bahwa aku tak usah hiraukan kamu
lagi, kamu hanya seseorang yang lewat dan mengisi pengelaman hidupku dalam
waktu yang singkat.
Di kota itu hal yang
pertama kulakukan adalah mengunjungi candi prambanan, selanjutnya beberapa
candi lain kukunjungi sampai rasanya bosan liat bebatuan berundak, aku telah
menghabiskan uang cukup banyak hanya untuk melampiaskan rasa ingin tahuku dengan
dunia luas, oh ya dunia luas seperti aku terpenjara saja haha, maksudku aku
bosan dengan rutinitas sehari hari, bangun pagi harus jam berapa terus
berangkat kerja harus dalam waktu tertentu, melewati jalan yang sama lalu
bertemu dengan orang yang sama dan melakukan hal yang sama setiap hari, lalu
siang hari istirahat dalam jeda waktu yang sama dan waktu pulang telah
ditentukan, apa yang akan dilakukan ketika pulang pun telah ditentukan. Aku
bosan kalau setiap hari seperti itu terus, aku butuh suasana baru meski dalam
waktu yang ditentukan juga, dalam waktu ini tidak ada yang mengatur aku harus
melakukan apa selain diriku sendiri, aku ingin bebas...
namun pada akhirnya akupun
harus jujur padamu tentangku
"aku sedang lari dari
seseorang" kataku di restoran malam itu, akhirnya aku membuka rahasia ku
padamu
"perempuan..??"
tanyamu
Aku mengangguk "dan
laki-laki"
Kau menatapku mencari tahu
kelanjutannya
"hmm cerita donk,
nggak enak lho dipendam sendiri"
Setelah meminum jus jeruk
dalam gelas ku genggam aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya dengan
tenang Lalu aku mulai cerita tentang seseorang yang begitu berarti dalam
hidupku, sebagian mengatakan itu tipuan belaka tapi aku tak mau peduli dengan
apa yang orang katakan tentang fenomena hidup yang kujalani, atau aku takut
kalau yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan dan hal itu meruwetkan
pikiranku, tapi sudahlah karean semua ini berawal dari pertemuanku dengan
seorang wanita ditempat kerja, seseorang yang berwajah manis dengan poni lurus
sedikit menutupi alis mata, berkulit putih dan berhidung mancung untuk rata
rata orang asia, katakanlah aku kagum pada nya, yang pada akhirnya setelah agak
lama berteman dengannya harus kuakui bahwa aku mencintainya, namun wanita yang
kucintai itu telah mencintai orang lain yang tidak lain adalah teman baikku
sendiri,
Kau mendengarkanku dengan
baik, dan rasanya hatiku plong, serasa ada beban yang keluar dan malam itu aku
seperti kembali menjadi diriku lagi...
Kita pun pada akhirnya
bertemu lagi, kita tidak pernah tahu kenapa, semuanya seperti telah diatur
seperti itu, kita tidak pernah mengenal satu sama lain, kita tidak saling
peduli pula namun takdir seperti selalu ingin menyatukan kita kembali, 2 hari
kemudian setelah terakhir kita bertemu di sebuah halte bus kita bertemu lagi di
tempat yang sama dengan tujuan yang sama pula. Yaitu pulang kembali ke tempat
asal masing2, aku kaget bisa bertemu lagi denganmu dan kau pun tampak terkejut
ketika melihatku, kau terlihat merasa aneh waktu itu
"hai" sapaku
tersenyum
"hai.. Kamu eeh
.." kau menerka nerka
"iya aku apa
hahah..?"
"kamu ngikutin aku
ya?, koq ketemu terus?" tanyamu
"ah kamu kali yang
ngikutin aku, hmm.. Kenapa ya?
Lalu kita sama sama
tersenyum, entah tersenyum karena kita bertemu lagi atau tersenyum senang
karena bertemu lagi eh sama saja ya, yang pada akhirnya kita duduk di kursi
yang sama dalam bus, aku mengajak mu untuk duduk bareng dan rasanya kau tak
punya alasan lagi untuk menolaknya, kita banyak berbincang soal liburan yang
telah kita lalui, kau mengaku seorang penulis buku yang sedang mencari data
data tentang keraton jogja kayaknya itu bukan liburan, tapi aku kagum sekali
mendengarnya, pikirku kau seorang yang berpendidikan dan aku suka wanita yang
berpendidikan. Atau itu hanya alasan yang kubuat sendiri, nyata nya aku telah
suka kamu dari awal dari sebelum tahu kau seorang wanita berpendidikan dan ya
tanpa alasan, karena rasa sulit dijelaskan dengan kata-kata bukan?..
Kau yang agak bawel
sehingga membuatku nyaman, aku orangnya agak pendiam dan pemalu tapi akan cair
bila lawan bicara bawel dan aktif, mungkin kebanyakan juga begitu aku rasa
begitu, dalam beberapa jam duduk sambil ngobrol dalam kursi yang sama rasanya
begitu nyaman, aku suka melihat gerak bibirmu ketika berbicara, aku suka
rambutmu yang hitam lurus sebahu, aku suka matamu yang berbinar bila menanggapi
ucapanku, aku suka sweater kotak kotak hitam merah yang kau kenakan, aku suka
sepatumu high heel hitam mu, aku suka jam tangan mu, aku suka… banyak hal..
Kemudian muncullah rasa ketertarikan itu, dan aku takut mengakui nya.
Sampai malam itu di
restoran, kita beristirahat dan mengisi perut sambil membicarakan tentang
kehidupan dan profesi masing-masing kecuali nama, aku agaknya ingin tahu
mungkin kau juga sama
kemudian kau berkata
"kita tak perlu tahu
nama masing masing kan?"
"haha.. Kenapa?"
tanyaku antusias
"aku rasa kita sama
sama ingin suasana baru, jika kita katakan siapa nama kita, tentu kita akan
ingat siapa kita dan… mmhh kayaknya lupakan saja untuk sementara.."
Aku mengernyitkan dahi
mendengar mu,
"oke lah haha.."
Kau pun menceritakan
permasalahan yang sedang kau hadapi, kau sedang menjauhi pacarmu yang posesif,
dan kau mulai bosan pada nya, setiap hari kau hanya memikirkan cara untuk lepas
darinya, cinta mu telang hilang dan rasa yang tertinggal adalah kekecewaan, aku
hanya mendengarkan saja seperti yang kau lakukan juga ketika aku bercerita,
kita tidak saling menggurui satu sama lain, dan aku menjadi nyaman karenanya
Setelah malam itu aku
berniat untuk naik bus dan pulang, aku tidur di bus saja sementara kau
berencana menginap di rumah temanmu sebelum melanjutkannya esok hari, kau
mengantarku sampai halte,
"makasih ya sudah
nemenin aku" kataku dan terasa sekali ada yang mengganjal dihati
"iya sama sama"
Kemudian bus datang dan
berhenti tepat di depanku, langkahku serasa bertambah berat, namun aku harus
pergi juga, dan saatnya perpisahan
"dadah…" gumamku
sambil menatapmu, aku berharap mengucapkan satu nama
Namun kau hanya tersenyum
"dadah.. Hati hati di
jalan.. Sampai jumpa.. "
"sampai jumpa..
Daah.." aku melambaikan tangan
Kau balas melambaikan
tangan, dan waktu serasa melambat ketika kakiku menaiki bus kemudian bus pun
melaju dan aku segera berlari ke belakang bus, melihatmu yang masih berdiri dan
melambaikan tangan, kau pun semakin kecil dalam pandanganku kemudian perlahan
menghilang, ku tak bisa menggambarkan bagaimana perasaanku waktu itu dengan
pasti mungkin antara bahagia, terharu dan sedih bercampur, memang tampaknya
berlebihan tapi untuk orang sepertiku itu adalah "sesuatu" yang bagi
sebagian orang mungkin tidak mengerti.
Hingga beberapa detik
kemudian aku tak sadar telah turun kembali dari bus, mengejarmu, menuju padamu
yang tengah melangkah pergi kemudian kaupun berbalik dan tersenyum setelah
menyadari keberadaanku
"ada yang
tertinggal?" tanya mu
"tentu" jawabku
Tentu ada yang tertinggal
dinda, ketika di dalam bus saat kita membicarakan tentang malioboro, bukankah
kau ingin sekali ke tempat itu dan aku juga, tetapi kita tengah dalam
perjalanan pulang bukan? sehingga keinginan itu hanya jadi perbincangan kita
saja,
"bukan kah kamu ingin
ke malioboro?"
"mmhh.. Memang ya
tapi.."
"ayo kita ke
sana..!" ajak ku
"temanku gimana? Dia
sudah nunggu"
"aku tahu kamu
bohong, kamu tidak punya teman di sini kan?"
"hahaha, emang kamu
tahu..?" kau mengujiku
"aku punya semacam
perasaan..dan waktu kita bertemu untuk yang kedua kalinya, kau bilang ada teman
yang menunggu, tapi aku lihat tidak ada temanmu"
"kau
memperhatikanku..?"
"mmh..aku tidak
menyengaja tapi aku melihat dan anyway keburu malam entar, ayo kita
berangkat"
Kau tertawa mendengarku
"kenapa?"
tanyaku
Kau memandangku beberapa
saat mungkin kau mencari kepastian dari ucapanku, kemudian kau tersenyum dan
mengangguk..
***
Dan aku disini sekarang,
diatas jembatan layang, memandangi lalu lalang kendaraan seperti yang kau
lakukan dulu 3 tahun yang lalu, saat pertama kita berjumpa, aku tak tahu apa
yang sedang kulalakukan dan ketika aku bertanya pada diriku sendiri, aku
mendengar bisikan kecil dalam hati 'lakukan apa yang membuatmu senang'
Aku tersenyum kemudian
bertanya tanya lagi 'apakah aku senang?' tak ada jawaban untuk beberapa saat
hingga ku mendengar bisikan lagi 'lakukan hal yang kau mau, sehingga kan
membuatmu senang'
Aku merenungi nya, apa
yang aku lakukan sekarang?? Mengunjungi mu lagi?? Bahkan aku tidak tahu nama mu
siapa, bahkan aku tidak tahu alamat mu dimana, aku hanya menuruti apa kata
hati, logika telah kubuang jauh, jawaban kenapa aku berada di sini sekarang
datang jauh jauh dari tempat asalku karena aku tidak memakai logika itu saja..
Tapi mungkin ini membuatku senang, mungkin.
Lagipula telah aku
putuskan, jika di malam ini aku tidak bertemu denganmu aku akan ikhlaskan, yah
anggap sebagai jalan jalan menikmati malam hari, atau sekedar refressing dari
segala kegiatan padat yang kujalani setiap hari, kerlap kerlip lambu mobil
menghiasi jalanan yang tampak hitam dan di langit sana bintang bintang
berhamburan, aku menikmati setiap hembusan angin yang dingin, setiap suara
klackson dan mesin kendaraan yang mendominasi, dan setiap pandangan yang muncul
dalam penglihatanku, aku menikmatinya hingga tak terasa malam semakin larut
semakin dingin semakin sepi, aku melihat jam tanganku menunjukan angka 1
Saat nya aku kembali ke
tempat kost an temanku, temanku yang sama dan masih nge kost ditempat yang
sama, ah kau memang tidak tahu siapa dia kan dan tak harus tahu, aku pun
melangkah beranjak meninggalkan jembatan ini, sudah tidak ada yang kuharapkan,
jika dipikir secara logika memang tak ada harapan untukku, emangnya setiap
malam kamu datang ke jembatan ini dan memandangi aktifitas kendaraan dan orang
orang, aku pun tak tahu kau orang mana, aku hanya hidup dalam kenangan selama
ini, dan menapaki setiap kenangan adalah hal yang aku sukai, biarlah orang
mengatakan aku salah nggak apa apa, selalu ada keputusan dalam diri kita dalam
menentukan sesuatu bukan?
Beberapa saat kemudian aku
sudah berada di depan pintu kost an temanku, dan hendak mengambil kunci kamar
yang diberikannya dan aku tidak menemukannya, semua saku baju dan celana aku
rogoh semua dan tak ada kunci, kemudian aku berusaha mengingat ngingatnya, dari
kost an aku hanya menuju satu tempat, diam di tempat yang dituju dalam waktu
yang lumayan lama lalu pulang kembali melewati jalan yang sama, besar kemungkinan
aku akan menemukannya lagi jika aku kembali dan mecarinya daripada harus
membangunkan temanku dan merusak pintu,
Dan aku menyusuri jalan
yang tadi kulewati, aku terus memperhatikan jalan, melihat setiap sudut jalan,
menajamkan pengliatanku di malam hari, ku yakin kunci itu pasti terlihat karena
gantungan kuncinya lumayan besar, aku terus mencari dan terus berjalan pelan
hingga aku sampai ke jembatan tadi dan tiba tiba ada suara yang mengagetkanku
"mencari ini?"
suara wanita dari samping
Aku menoleh arah suara dan
seketika kekagetanku bertambah, aku terdiam beberapa saat berusaha kembali
kepada kesadaran namun aku memang sadar, aku tidak sedang bermimpi, kau
tersenyum, senyum yang selalu kurindukan, seseorang yang kucari yang selalu
hidup dalam ingatanku kini berada persis di depanku, aku merasa senang,
terharu, bahagia bercampur mungkin aku tersenyum dalam beberapa detik aku diam
mematung,
"heii?" kau
menyadarkanku
"ooh iya iya.. "
jawabku segera,
Kau memberikannya padaku,
dan aku masih agak kaku
"baju yang di beli di
maliboro waktu itu ya?" tanyamu dengan riang, kau memperhatikan baju yang
sedang ku pakai, dan aku kemudian sadar kau pun memakai sweater yang kau beli
di malioboro bersama ku,
"sweater mu
juga" kataku tersenyum. "sedang apa di sini?"
"aku juga punya
pertanyaan yang sama" jawabmu ceria
Lalu kita sama sama
tersenyum di malam itu..
sip