"dinda
mengkhawatirkan kakak, kakak jadi aneh" kata mu beberapa hari yang lalu,
dan semenjak kemarin kau mulai mencampuri urusan pribadiku,
Kemudian sampai malam ini kau berada
di kamar ku di depan laptop ku mengacak ngacak file
"kakak terlalu fokus
untuk berubah" ucapmu
Kau menemukan berbagai
buku pengembangan diri, kau jumpai pula beberapa rekaman video di laptop ku
yang membahas berbagai teknik untuk menuju kehidupan yang lebih baik, dan
banyak pula rekaman suara beserta artikel artikel tentang kekuatan pikiran yang
aku copy dari internet ke dokumen pribadiku di laptop, aku memang memberikanmu
pasword laptop ku karena kau terus mencurigaiku akhir akhir ini, ah dinda
seharusnya sesuatu yang kuanggap pribadi tidak perlu kau ketahui tapi kau
seperti wartawan saja akhir akhir ini
"apa yang salah jika
aku ingin berubah?" jawabku sambil mendesah kesal
"jangan tutupi diri
kakak dengan kata kata bijak seperti ini" katamu sambil menunjukan sebuah
artikel tentang motivasi yang kutulis di
laptopku
"apa maksudnya?"
suara ku agak meninggi
"dinda tahu selama
ini kakak hanya berpura-pura, berakting seolah seperti itu ada nya, selama ini
kakak pura pura bahagia, pura pura senang, menghibur diri dengan kata kata
bijak, kakak tutupi kesedihan dengan tawa padahal hati kakak.."
"cukup!"
potongku
Mendengar itu serasa ada
yang menyalakan api dalam diri ku, serasa ada yang membangunkan sisi kemarahan
dalam diriku yang sudah agak lama kutidurkan, dia terbangun dan menjelma
layaknya seorang bertubuh raksasa bermata merah menyala
"terus kalau iya
kenapa??" bentak ku dengan keras
Kau tampak terkejut
sehingga kaupun berdiri
"dengar dinda !!! Aku
paling benci dengan orang yang seenaknya bilang kalau aku PURA - PURA BAHAGIA
!!!"
Kau menatapku dengan
tegang, tapi kepalang tanggung aku harus mengeluarkannya
"lalu apa aku harus
nangis, MENAGISI KEHIDUPAN INI, apa aku harus meratapi nasib ku ini, terus aku
harus GALAU GITU DI FACEBOOK ATAU TWITTER, nulis status tentang kepedihan
kepedihan, menceritakan kegagalan kegagalan pada orang orang yang sebenarnya
tidak ada yang peduli, apa aku harus tampak lesu tidak bergairah hah???"
"bukan gitu maksud
dinda" kau menyela
"apa emang? Apa …
coba kamu pikirkan dinda, kata-kata itu amat menyakitkan, bayangkanlah seseorang yang mencoba hidup untuk berdamai
dengan ketidak beruntungan nya, berdamai dengan kekurangannya, lalu dia coba
menikmati hidup ini karena memanglah hidup seharusnya bahagia, tiba-tiba ada
orang yang mengatakan bahwa dia hanya PURA-PURA BAHAGIA ATAU PURA PURA SENANG…
sehingga teringatlah dia kembali kepada hidup nya yang sebenarnya, lalu
kemudian dia merasa tidak berharga, dia merasa TIDAK KAU AKUI, dia merasa salah
tempat karena seharusnya dia berada di dalam semak semak berduri sambil
menangis di kegelapan malam…. Dinda kata kata mu itu merupakan kata kata yang paling kejam
yang pernah kudengar… "
"kakak?" ucapmu
setengah bertanya
Melihat kau tampak
kebingungan malah membuatku makin kesal
saja
"AKU SANGAT TERSINGGUNG DINDA!!" bentakku
Mendengar itu kau agak
mundur ke belakang
"tega sekali kau menghinaku
seperti itu!!"
"dinda menghina
apa?" "ka tahan emosimu dulu jangan begini.." pinta mu
Aku tertawa sinis
"jangan begini???
Inilah aku dinda, aku yang tidak sedang pura pura kau puas sekarang, terus apa
kau suka melihatku seperti ini??" gerutu ku
Kau diam beberapa saat,
dan akupun sibuk dengan kekesalanku dalam diam
"kenapa kakak ini,
kakak tidak pernah membentakku sebelumnya.." kau terbata bata dan mulai
menangis
Melihat air mata mu keluar
aku jadi trenyuh, sesaat kemudian aku merasa menyesali apa yang sudah aku
katakan tetapi aku tidak mau untuk terlalu menyesalinya, kurasa aku melakukan
sesuatu yang benar agar kau tahu agar semua orang tahu bahwa membongkar rahasia
orang seenaknya bukan lah hal baik yang terkadang seperti menyulut api dalam
diri mereka termasuk diriku
Air matamu membuatku
sedikit melunak meski amarah ku masih menyala nyala
"katakan apa maksud
dinda mengatakan itu?"
Namun kau sibuk dengan
isakan tangismu dan tak berkata kata
"dinda seperti
menyuruhku untuk mengutuki nasibku ini, jangan berpura pura bijak katamu, dinda
seperti menyuruhku untuk menangisi ketidak beruntunganku ini, jangan pura pura
bahagia katamu… terus apa?? Apa aku harus menyesalinya? Mengumpatnya?
Menceritakan kepada orang orang bahwa aku menderita?? Lalu siapa yang peduli??
"
"dan apa yang salah
dengan keinginanku untuk berubah?, lihatlah hidupku dinda.. Kau tahu maksudku,
apa yang terjadi pada ku menjadi cambuk agar aku bisa lebih baik lagi, aku
ingin sibuk untuk bertahan hidup, hidup yang layak.."
Aku menarik nafas panjang,
aahh ini begitu menyebalkan aku sangat sensitif dengan hal ini, dan jujur dalam
hati aku menyesali kata kata keras ku kepada mu tetapi itu harus aku harus
melakukannya agar emosiku keluar dan tak tertahan di dalam, aku ingin memaki
maki mu lagi dinda tapi kalau kadar nya berlebihan itu tidak baik juga
Kenapa kau harus berbuat
seperti itu dinda? sengajakah kamu mengatakan itu atau kau tak sadar telah
membangunkan amarahku, telah membuat sisi gelap dalam diriku keluar, kata-kata
mu memang tampak sederhana, bagimu mungkin biasa bagi orang lain juga mungkin
biasa tapi bagiku tidak, jika aku berlebihan menyikapinya maafkanlah aku tapi
untuk sekarang ijinkanlah aku untuk memarahimu, ijinkanlah aku memakimu agar
kau tahu bahwa kata kata itu lebih tajam daripada pedang, agar kau tahu dan
semua orang tahu janganlah mencela dan menghina orang lain, ketika kau
mengatakan aku pura pura bahagia mungkin makna nya akan sama jika kau berkata
seperti ini, 'kau itu orang menderita, sikapmu palsu dan kau tidak termasuk
dalam kelompokku, pergi sana dan menangislah.' dinda kamu sama saja mengatakan
ku seperti itu.
Dinda, aku banyak belajar
dari orang orang besar bagaimana cara agar hidup kita menjadi lebih baik, bahagia
dan sukses dalam berbagai hal, mencapai apa yang kita inginkan dengan mudah,
aku belajar dan berkembang maka jangan katakan aku tidak berubah dan memang,
memang dinda aku belum mencapai apa yang aku inginkan, belum menjadi apa yang
aku harapkan tetapi belum bukan berarti tidak akan pernah, akupun tidak
menjanjikan apa-apa, aku membiasakn diri untuk mengikhlaskan apa yang akan
terjadi nanti, baik ataupun buruk yang terpenting adalah aku tidak berdiam diri
saja, aku berusaha untuk itu..
"maaf jika dinda
menyinggung perasaan kakak.., dinda hnya ingin kakak seperti kakak saja, jangan
jadi orang lain, jika kakak sedih bersedihlah namun bukan berarti kakak harus
melebih lebihkan hal itu, tak perlu kakak katakan kepada orang orang juga" kata mu halus setelah isak tangismu mulai
reda
"nah ketika aku nggak
mengatakan dan memperlihatkan kesedihanku kepada orang2 bukankah itu pura
pura??" timpalku dengan ketus
"beda antara pura
pura dengan diam kak, maksud dinda kakak tidak perlu berbohong tentang perasaan
kakak juga tidak perlu mengatakannya jika tidak ditanya"
"ok ok terus apa
hubungannya ini sebenarnya dengan semua apa yang kulakukan, apa yang aku
pelajari dan pahami sekarang ini, jelekkah menurutmu??"
"jelek bila pada
akhirnya semua palsu.. Kakak tolong dengar, kakak nggak perlu berusaha menjadi
yang terbaik, karena tiap orang beda-beda dalam mempersepsikan diri kakak,
percuma berusaha jadi orang lain toh tetep aja tiap orang udah punya label
masing masing tentang diri kakak dan masalahnya kakak terlalu fokus merubah
diri…"
"jadi alpha male lah,
godlike lah, dan yang lain lainnya.. Kakak, itu nggak perlu yang nantinya apa
yang kakak dapatkan akan tidak sesuai dengan
diri kakak yang sebenarnya, tiap manusia udah ada alurnya, kakak bisa
stress kalo mikir berubah terus" lanjutmu berapi api
"terus kamu mau aku
jadi pecundang, god damn looser hahaha.. Memble donk kagak ada perubahan, sia
sia donk waktu yang kita punya jika hidup kita tidak menuju ke arah yang lebih
baik dari waktu ke waktu" kataku
"kakak benar soal
itu" balas mu
"terus??" aku
penasaran
"jangan terlalu
dipikirkan hidup adalah saat ini, jangan ngambang mulu pikirannya, kalo kakak
berani hidup di saat ini, kakak akan tahu apa-apa aja yang harus dilakukan,
kebanyakannya gitu takut menerima kenyataan saat ini.. ya kan?"
"hmm aku tahu
maksudmu din, dan harus kamu ketahui tiap orang punya alasan dalam setiap hal
yang dilakukannya, sekarang dengarkan aku, katamu jika aku jadi seorang alpha
male atau godlike nantinya yang aku dapatkan akan tidak sesuai dengan diriku..
Haha.. Oke aku luruskan sedikit, tapi aku mau tanya dulu apa yang kamu ketahui
tentang alpha male?" tanyaku
"alpha male meski
untuk laki laki tapi dinda tahu apa maksudnya, untuk jadi pria dominan kan,
pria yang punya banyak pacar, pria yang disukai banyak orang kan, pria yang
super tenang begitu??" jawabmu
aku tersenyum mendengar jawabanmu
"sekarang apa itu
godlike??"
"sama saja sejenis
itu, meski dinda baca sekilas tapi dinda tahu tujuan utama nya yaitu membentuk
karakter seorang pria idaman.." katamu dengan nada melecehkan
"ok itu lah
pemahamanmu yang keliru" balasku
"baiklah apa yang
tidak dinda ketahui?" tanyamu dengan ketus
"yang tidak kamu
ketahui adalah intinya, alpha male atau godlike tidak akan merubah ku menjadi
orang lain seperti yang kau katakan, tidak pula hasil yang didapat tidak akan
sesuai dengan diriku, alpha atau godlike adalah tentang mindset bukan teknik,
mindset atau pemahaman yang benar akan merubah cara pandang seseorang terhadap
sesuatu, cara pandang menentukan bagaimana seseorang menyikapi sesuatu, alpha
atau god adalah sebuah ilmu yang mengajarkan tentang pemahaman yang benar
tentang menjadi seorang pria dan dinda kau harus tahu bahwa sikap dan karakter
seorang alpha antara satu dengan yang lainnya akan berbeda sesuai dengan
karakter masing masing dengan kata lain 'kamu tetaplah kamu' tapi 'yang terbaik
dari diri kamu, jika aku menjadi seorang alpha male atau godlike maka aku akan
menjadi alpha sesuai versi ku mmh maksudnya sesuai dengan diriku, kamu
ngertilah maksudnya, jika kamu sering membaca tentang psikologi disana
dikatakan bahwa sesungguhnya setiap orang punya beberapa jiwa, ada baik
ada pula jahat, setiap orang punya sisi
hitam dan putih, setiap orang punya sisi optimis dan psimis, bijak dan jahat
dan masih banyak lagi, nah di sini kita bangkitkan sisi baik nya dari diri
kita.."
Aku mengambil nafas
"lalu kenapa aku
ingin menjadi seorang lelaki alpha?? Itu karena aku hidup di saat ini kemudian
aku sadar aku lelaki pecundang, lelaki
yang selalu dipermainkan wanita, aku sadar aku sulit mendapatkan wanita
yang kuinginkan kemudian aku tahu apa yang harus dilakukan, aku tahu aku harus
bagaimana.. Maka aku ingin membangkitkan sisi alpha dalam diriku, aku tidak
akan menjadi orang lain dinda, aku tetaplah aku dan akan kau lihat nanti the
best of myself, sisi diriku yang terbaik,
menjadi seorang alpha male dan godlike adalah pilihanku, setiap orang
punya pilahan masing masing dalam hidupnya, itulah kenapa aku terlihat fokus
untuk berubah dan kau benar dalam beberapa hal diantara nya aku takut menyadari
keadaanku saat ini, tapi tidak seburuk itu juga, aku menyadari diriku sendiri
dan aku bersyukur untuk itu meski sering kali aku berusaha menutupi kenyataanku
sendiri dengan berbagai kegiatan dan hiburan kemudian aku berfikir, salahkah
aku ketika sedih mencari pengalih perhatian ke hal lain??"
Kau menggeleng pelan, dan
suaraku terdengar lebih lembut dari sebelumnya, aku merasakan kenyamanan dalam
berbicara
"jadi semua ini
karena wanita?" tanyamu menatapku
Aku tertegun sejenak
"banyak hal dan
wanita salah satunya" jawabku sambil mengangguk pelan
"baiklah dinda
mengerti penjelasan kakak, dinda mau tanya.. Apa hasilnya sekarang dengan
menjadi seorang lelaki alpha dan menerapkan mindset godlike?" tanyamu
terasa memojokanku
Aku tersenyum menutupi
ketidaknyamanan hatiku mendengar pertanyaan macam itu
"tidakkah kau lihat,
aku bisa lebih tenang dan aku tidak tampil urakan di depan wanita, kini aku
lebih diam, lebih memandang kehidupan secara positif, aku lebih mengerti
tentang menyikapi setiap persoalan persoalan dan aku lebih bijak menangani
setiap masalah.." jawabku
"membentak bentak
dinda tadi apakah itu juga sesuatu hal yang perlu?" tanyamu lagi
"aku manusia dinda,
bukan malaikat, kau seharusnya tahu batas mana mengatai seseorang, dan ya hal
itu perlu agar kau sadar.." jawabku merasa kesal kembali
"maka dari itu dinda
tidak melihat kakak bisa lebih tenang dari sebelumnya seperti yang tadi kakak
katakan setelah memilih jadi seorang lelaki alpha dan godlike"
"jangan gunakan
kata-kataku untuk melawanku dinda, aku lebih tahu tentang diriku sendiri bukan
kamu, dan jangan pula memanfaatkan pilihanku menjadi seorang alpha dengan
seenaknya menyakiti perasaanku, seperti yang aku katakan aku bukan
malaikat"
Kau lalu berdiri
"dan dinda melihat
perubahan dari kakak sekarang.. " kata mu kemudian melangkah pergi,
menjauh dariku dengan tergesa, aku hanya melihat punggungmu yang semakin menjauh
ah kau dinda, sebenarnya ada apa denganmu?
Aku menghempaskan tubuhku
ke ranjang dan menghembuskan nafas panjang...