Pura Pura Bahagia

0 komentar



"dinda mengkhawatirkan kakak, kakak jadi aneh" kata mu beberapa hari yang lalu, dan semenjak kemarin kau mulai mencampuri urusan pribadiku,
Kemudian sampai malam ini kau berada di kamar ku di depan laptop ku mengacak ngacak file

"kakak terlalu fokus untuk berubah" ucapmu
Kau menemukan berbagai buku pengembangan diri, kau jumpai pula beberapa rekaman video di laptop ku yang membahas berbagai teknik untuk menuju kehidupan yang lebih baik, dan banyak pula rekaman suara beserta artikel artikel tentang kekuatan pikiran yang aku copy dari internet ke dokumen pribadiku di laptop, aku memang memberikanmu pasword laptop ku karena kau terus mencurigaiku akhir akhir ini, ah dinda seharusnya sesuatu yang kuanggap pribadi tidak perlu kau ketahui tapi kau seperti wartawan saja akhir akhir ini

"apa yang salah jika aku ingin berubah?" jawabku sambil mendesah kesal

"jangan tutupi diri kakak dengan kata kata bijak seperti ini" katamu sambil menunjukan sebuah artikel tentang motivasi yang kutulis  di laptopku

"apa maksudnya?" suara ku agak meninggi

"dinda tahu selama ini kakak hanya berpura-pura, berakting seolah seperti itu ada nya, selama ini kakak pura pura bahagia, pura pura senang, menghibur diri dengan kata kata bijak, kakak tutupi kesedihan dengan tawa padahal hati kakak.."

"cukup!" potongku
Mendengar itu serasa ada yang menyalakan api dalam diri ku, serasa ada yang membangunkan sisi kemarahan dalam diriku yang sudah agak lama kutidurkan, dia terbangun dan menjelma layaknya seorang bertubuh raksasa bermata merah menyala

"terus kalau iya kenapa??" bentak ku dengan keras
Kau tampak terkejut sehingga kaupun berdiri

"dengar dinda !!! Aku paling benci dengan orang yang seenaknya bilang kalau aku PURA - PURA BAHAGIA !!!"
Kau menatapku dengan tegang, tapi kepalang tanggung aku harus mengeluarkannya

"lalu apa aku harus nangis, MENAGISI KEHIDUPAN INI, apa aku harus meratapi nasib ku ini, terus aku harus GALAU GITU DI FACEBOOK ATAU TWITTER, nulis status tentang kepedihan kepedihan, menceritakan kegagalan kegagalan pada orang orang yang sebenarnya tidak ada yang peduli, apa aku harus tampak lesu tidak bergairah hah???"

"bukan gitu maksud dinda" kau menyela

"apa emang? Apa … coba kamu pikirkan dinda, kata-kata itu amat menyakitkan, bayangkanlah  seseorang yang mencoba hidup untuk berdamai dengan ketidak beruntungan nya, berdamai dengan kekurangannya, lalu dia coba menikmati hidup ini karena memanglah hidup seharusnya bahagia, tiba-tiba ada orang yang mengatakan bahwa dia hanya PURA-PURA BAHAGIA ATAU PURA PURA SENANG… sehingga teringatlah dia kembali kepada hidup nya yang sebenarnya, lalu kemudian dia merasa tidak berharga, dia merasa TIDAK KAU AKUI, dia merasa salah tempat karena seharusnya dia berada di dalam semak semak berduri sambil menangis di kegelapan malam…. Dinda kata kata mu  itu merupakan kata kata yang paling kejam yang pernah kudengar… "

"kakak?" ucapmu setengah bertanya
Melihat kau tampak kebingungan  malah membuatku makin kesal saja

"AKU SANGAT  TERSINGGUNG DINDA!!" bentakku
Mendengar itu kau agak mundur ke belakang

"tega sekali kau menghinaku seperti itu!!"

"dinda menghina apa?" "ka tahan emosimu dulu jangan begini.." pinta mu
Aku tertawa sinis

"jangan begini??? Inilah aku dinda, aku yang tidak sedang pura pura kau puas sekarang, terus apa kau suka melihatku seperti ini??" gerutu ku
Kau diam beberapa saat, dan akupun sibuk dengan kekesalanku dalam diam

"kenapa kakak ini, kakak tidak pernah membentakku sebelumnya.." kau terbata bata dan mulai menangis
Melihat air mata mu keluar aku jadi trenyuh, sesaat kemudian aku merasa menyesali apa yang sudah aku katakan tetapi aku tidak mau untuk terlalu menyesalinya, kurasa aku melakukan sesuatu yang benar agar kau tahu agar semua orang tahu bahwa membongkar rahasia orang seenaknya bukan lah hal baik yang terkadang seperti menyulut api dalam diri mereka termasuk diriku
Air matamu membuatku sedikit melunak meski amarah ku masih menyala nyala

"katakan apa maksud dinda mengatakan itu?"
Namun kau sibuk dengan isakan tangismu dan tak berkata kata

"dinda seperti menyuruhku untuk mengutuki nasibku ini, jangan berpura pura bijak katamu, dinda seperti menyuruhku untuk menangisi ketidak beruntunganku ini, jangan pura pura bahagia katamu… terus apa?? Apa aku harus menyesalinya? Mengumpatnya? Menceritakan kepada orang orang bahwa aku menderita?? Lalu siapa yang peduli?? "
"dan apa yang salah dengan keinginanku untuk berubah?, lihatlah hidupku dinda.. Kau tahu maksudku, apa yang terjadi pada ku menjadi cambuk agar aku bisa lebih baik lagi, aku ingin sibuk untuk bertahan hidup, hidup yang layak.."

Aku menarik nafas panjang, aahh ini begitu menyebalkan aku sangat sensitif dengan hal ini, dan jujur dalam hati aku menyesali kata kata keras ku kepada mu tetapi itu harus aku harus melakukannya agar emosiku keluar dan tak tertahan di dalam, aku ingin memaki maki mu lagi dinda tapi kalau kadar nya berlebihan itu tidak baik juga

Kenapa kau harus berbuat seperti itu dinda? sengajakah kamu mengatakan itu atau kau tak sadar telah membangunkan amarahku, telah membuat sisi gelap dalam diriku keluar, kata-kata mu memang tampak sederhana, bagimu mungkin biasa bagi orang lain juga mungkin biasa tapi bagiku tidak, jika aku berlebihan menyikapinya maafkanlah aku tapi untuk sekarang ijinkanlah aku untuk memarahimu, ijinkanlah aku memakimu agar kau tahu bahwa kata kata itu lebih tajam daripada pedang, agar kau tahu dan semua orang tahu janganlah mencela dan menghina orang lain, ketika kau mengatakan aku pura pura bahagia mungkin makna nya akan sama jika kau berkata seperti ini, 'kau itu orang menderita, sikapmu palsu dan kau tidak termasuk dalam kelompokku, pergi sana dan menangislah.' dinda kamu sama saja mengatakan ku seperti itu.

Dinda, aku banyak belajar dari orang orang besar bagaimana cara agar hidup kita menjadi lebih baik, bahagia dan sukses dalam berbagai hal, mencapai apa yang kita inginkan dengan mudah, aku belajar dan berkembang maka jangan katakan aku tidak berubah dan memang, memang dinda aku belum mencapai apa yang aku inginkan, belum menjadi apa yang aku harapkan tetapi belum bukan berarti tidak akan pernah, akupun tidak menjanjikan apa-apa, aku membiasakn diri untuk mengikhlaskan apa yang akan terjadi nanti, baik ataupun buruk yang terpenting adalah aku tidak berdiam diri saja, aku berusaha untuk itu..

"maaf jika dinda menyinggung perasaan kakak.., dinda hnya ingin kakak seperti kakak saja, jangan jadi orang lain, jika kakak sedih bersedihlah namun bukan berarti kakak harus melebih lebihkan hal itu, tak perlu kakak katakan kepada orang orang juga"  kata mu halus setelah isak tangismu mulai reda

"nah ketika aku nggak mengatakan dan memperlihatkan kesedihanku kepada orang2 bukankah itu pura pura??" timpalku dengan ketus

"beda antara pura pura dengan diam kak, maksud dinda kakak tidak perlu berbohong tentang perasaan kakak juga tidak perlu mengatakannya jika tidak ditanya"

"ok ok terus apa hubungannya ini sebenarnya dengan semua apa yang kulakukan, apa yang aku pelajari dan pahami sekarang ini, jelekkah menurutmu??"

"jelek bila pada akhirnya semua palsu.. Kakak tolong dengar, kakak nggak perlu berusaha menjadi yang terbaik, karena tiap orang beda-beda dalam mempersepsikan diri kakak, percuma berusaha jadi orang lain toh tetep aja tiap orang udah punya label masing masing tentang diri kakak dan masalahnya kakak terlalu fokus merubah diri…"

"jadi alpha male lah, godlike lah, dan yang lain lainnya.. Kakak, itu nggak perlu yang nantinya apa yang kakak dapatkan akan tidak sesuai dengan  diri kakak yang sebenarnya, tiap manusia udah ada alurnya, kakak bisa stress kalo mikir berubah terus" lanjutmu berapi api

"terus kamu mau aku jadi pecundang, god damn looser hahaha.. Memble donk kagak ada perubahan, sia sia donk waktu yang kita punya jika hidup kita tidak menuju ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu" kataku

"kakak benar soal itu" balas mu

"terus??" aku penasaran

"jangan terlalu dipikirkan hidup adalah saat ini, jangan ngambang mulu pikirannya, kalo kakak berani hidup di saat ini, kakak akan tahu apa-apa aja yang harus dilakukan, kebanyakannya gitu takut menerima kenyataan saat ini.. ya kan?"

"hmm aku tahu maksudmu din, dan harus kamu ketahui tiap orang punya alasan dalam setiap hal yang dilakukannya, sekarang dengarkan aku, katamu jika aku jadi seorang alpha male atau godlike nantinya yang aku dapatkan akan tidak sesuai dengan diriku.. Haha.. Oke aku luruskan sedikit, tapi aku mau tanya dulu apa yang kamu ketahui tentang alpha male?" tanyaku

"alpha male meski untuk laki laki tapi dinda tahu apa maksudnya, untuk jadi pria dominan kan, pria yang punya banyak pacar, pria yang disukai banyak orang kan, pria yang super tenang begitu??" jawabmu
 aku tersenyum mendengar jawabanmu
"sekarang apa itu godlike??"
"sama saja sejenis itu, meski dinda baca sekilas tapi dinda tahu tujuan utama nya yaitu membentuk karakter seorang pria idaman.." katamu dengan nada melecehkan
"ok itu lah pemahamanmu yang keliru" balasku
"baiklah apa yang tidak dinda ketahui?" tanyamu dengan ketus
"yang tidak kamu ketahui adalah intinya, alpha male atau godlike tidak akan merubah ku menjadi orang lain seperti yang kau katakan, tidak pula hasil yang didapat tidak akan sesuai dengan diriku, alpha atau godlike adalah tentang mindset bukan teknik, mindset atau pemahaman yang benar akan merubah cara pandang seseorang terhadap sesuatu, cara pandang menentukan bagaimana seseorang menyikapi sesuatu, alpha atau god adalah sebuah ilmu yang mengajarkan tentang pemahaman yang benar tentang menjadi seorang pria dan dinda kau harus tahu bahwa sikap dan karakter seorang alpha antara satu dengan yang lainnya akan berbeda sesuai dengan karakter masing masing dengan kata lain 'kamu tetaplah kamu' tapi 'yang terbaik dari diri kamu, jika aku menjadi seorang alpha male atau godlike maka aku akan menjadi alpha sesuai versi ku mmh maksudnya sesuai dengan diriku, kamu ngertilah maksudnya, jika kamu sering membaca tentang psikologi disana dikatakan bahwa sesungguhnya setiap orang punya beberapa jiwa, ada baik ada  pula jahat, setiap orang punya sisi hitam dan putih, setiap orang punya sisi optimis dan psimis, bijak dan jahat dan masih banyak lagi, nah di sini kita bangkitkan sisi baik nya dari diri kita.."

Aku mengambil nafas

"lalu kenapa aku ingin menjadi seorang lelaki alpha?? Itu karena aku hidup di saat ini kemudian aku sadar aku lelaki pecundang, lelaki  yang selalu dipermainkan wanita, aku sadar aku sulit mendapatkan wanita yang kuinginkan kemudian aku tahu apa yang harus dilakukan, aku tahu aku harus bagaimana.. Maka aku ingin membangkitkan sisi alpha dalam diriku, aku tidak akan menjadi orang lain dinda, aku tetaplah aku dan akan kau lihat nanti the best of myself, sisi diriku yang terbaik,  menjadi seorang alpha male dan godlike adalah pilihanku, setiap orang punya pilahan masing masing dalam hidupnya, itulah kenapa aku terlihat fokus untuk berubah dan kau benar dalam beberapa hal diantara nya aku takut menyadari keadaanku saat ini, tapi tidak seburuk itu juga, aku menyadari diriku sendiri dan aku bersyukur untuk itu meski sering kali aku berusaha menutupi kenyataanku sendiri dengan berbagai kegiatan dan hiburan kemudian aku berfikir, salahkah aku ketika sedih mencari pengalih perhatian ke hal lain??"

Kau menggeleng pelan, dan suaraku terdengar lebih lembut dari sebelumnya, aku merasakan kenyamanan dalam berbicara

"jadi semua ini karena wanita?" tanyamu  menatapku

Aku tertegun sejenak

"banyak hal dan wanita salah satunya" jawabku sambil mengangguk pelan

"baiklah dinda mengerti penjelasan kakak, dinda mau tanya.. Apa hasilnya sekarang dengan menjadi seorang lelaki alpha dan menerapkan mindset godlike?" tanyamu terasa memojokanku

Aku tersenyum menutupi ketidaknyamanan hatiku mendengar pertanyaan macam itu

"tidakkah kau lihat, aku bisa lebih tenang dan aku tidak tampil urakan di depan wanita, kini aku lebih diam, lebih memandang kehidupan secara positif, aku lebih mengerti tentang menyikapi setiap persoalan persoalan dan aku lebih bijak menangani setiap masalah.." jawabku

"membentak bentak dinda tadi apakah itu juga sesuatu hal yang perlu?" tanyamu lagi

"aku manusia dinda, bukan malaikat, kau seharusnya tahu batas mana mengatai seseorang, dan ya hal itu perlu agar kau sadar.." jawabku merasa kesal kembali

"maka dari itu dinda tidak melihat kakak bisa lebih tenang dari sebelumnya seperti yang tadi kakak katakan setelah memilih jadi seorang lelaki alpha dan godlike"

"jangan gunakan kata-kataku untuk melawanku dinda, aku lebih tahu tentang diriku sendiri bukan kamu, dan jangan pula memanfaatkan pilihanku menjadi seorang alpha dengan seenaknya menyakiti perasaanku, seperti yang aku katakan aku bukan malaikat"

Kau lalu berdiri

"dan dinda melihat perubahan dari kakak sekarang.. " kata mu kemudian melangkah pergi, menjauh dariku dengan tergesa, aku hanya melihat punggungmu yang semakin menjauh ah kau dinda, sebenarnya ada apa denganmu?

Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang dan menghembuskan nafas panjang...
















Leave a Reply

Labels