"kakak kenapa?"
tanya mu bersama gemuruh ombak yang saling beradu, aku sedang terdiam mematung
memandangi lautan yang terbentang luas di depanku
Aku hanya memberi mu
seulas senyuman dan tetap terdiam, aku tahu sedari tadi kau memperhatikanku,
kau mungkin melihat aku tidak seperti biasanya dari semenjak kita dan
teman-teman yang lain berangkat dari rumah ke pantai pelabuhan ratu ini.
"ada apa?"
tanyamu lagi "cerita donk, siapa tahu dinda bisa bantu kalau ada apa,
kalau kakak mempunyai masalah jangan dipendam sendirian!"
"kakak hanya sedang
memikirkan diri sendiri dan orang-orang?" jawabku
"maksud??"
"mmh, kakak mau tanya
dan tolong jawab dengan jujur ya, apa menurut dinda kakak selama ini kasar atau
nggak sopan kepada teman atau orang-orang?"
Kau terdiam beberapa saat
mendegar pertanyaanku itu
"ok selama dinda
kenal kakak, dinda tidak menemukan kakak bersifat kasar kepada siapapun, dan
kalau dibilang sopan ya nggak terlalu dan dinda rasa kakak sudah berusaha
menunjukan bagaimana bersikap kepada teman biasa, teman deket, orang lain dan
orang yang lebih tua dari kakak.. Sebenarnya ada apa kak?"
"dinda tahu...., kata
mereka kakak tidak punya sopan santun"! Kataku sambil mengeluarkan nafas
"mereka siapa?"
"orang yang kakak
anggap sebagai teman dekat, orang yang kakak anggap sebagai pacar tentu bukan
dinda dan teman-teman disini yang kakak maksudkan"
"emang.. apa yang
sudah kakak lakukan kepada mereka, tidak mungkin mereka bilang seperti itu
kalau tidak ada sebabnya?" tanya mu
"mungkin semua karena
kurang komunikasi......"
"ya, terus?"
"kakak memang jarang
ngobrol dengan mereka, paling kakak hanya sekedar menyapa saja, karena kakak
memang tidak ingin banyak ngomong, mungkin kediaman kakak itu dianggap lain
sama mereka"
"apa kakak juga
jarang ngobrol dengan pacar?"
"tidak, tetapi ada
masalah lain bagi dia, mungkin dia merasa tertekan oleh omongan teman-teman nya
tentang kakak, sehingga dia merasa tidak enak dan berusaha mencari kesalahan -
kesalahan kakak sampai masalah yang kecil dibesar-besarkan padahal kalau
dipikir secara logis itu terlalu mengada-ada"
"seperti apa
itu?"
"coba apa kakak tidak
sopan ketika ingin masuk rumah ketok pintu dulu??"
kau memasang wajah tidak
mengerti kemudian tersenyum
"menurut dinda itu
hal yang memang harus dilakukan ketika ingin masuk rumah orang, apalagi kalau
yang punya rumah adalah teman deket kita apalagi pacar, itu sudah termasuk
sopan daripada langsung slonong boy kayak ular, emang mereka maunya seperti apa
gitu?"
"katanya kakak kalau
mau masuk harus bilang salam dulu"
Kau memandangku dan
tersenyum "menurut kakak sendiri itu baik atau tidak?"
"baik memang!"
jawabku yakin
"ya, itu memang baik
dan sangat sopan sekali kak, berarti mereka berasal dari keluarga yang sangat
menjaga etika dan kesopanan, berarti mereka adalah orang yang baik-baik tapi
dinda sudah dapat menyimpulkan satu hal dan ini sangat penting"
" apa itu?"
"kesalahan kakak,
yang mereka pikirkan hanya kesalahan kakak saja sedang mereka merasa berada
pada jalur yang benar, sehingga apa yang mereka lihat adalah hal-hal yang
jelek-jelek saja tentang kakak dan mereka merasa pada jalur yang benar sehingga
hati mereka tertutup untuk menyadari bahwa kakak menganggap mereka teman dekat
yang tidak usah banyak basa basi, yang sudah tidak canggung lagi yang sudah
merasa seperti kenal sudah lama sekali, mereka tidak menyadari hal itu karena
yang mereka pikirkan adalah bahwa kakak orang yang tidak mempunyai sopan
santun, akibatnya hukum tarik menarik memberikan hal-hal yang menjadikan kakak
adalah orang yang tidak punya kesopanan bagi mereka dan akan terus seperti itu
selama mereka tidak mengubah cara pandang mereka"
"jadi bagi mereka
kakak tidak ada benarnya?"
"ya, selama yang
mereka pikirkan adalah kejelekan atau kekurangan yang ada pada kakak saja,
perlu kakak ketahui juga bahwa setiap orang ketika berargumentasi selalu merasa
dirinya paling benar apalagi ketika menyalahkan orang.."
Aku mengangguk ngangguk
sangat mengerti,
Kulihat didepanku
teman-teman sedang berenang bermain ombak dan airnya sampai juga pada kakiku
yang kubiarkan menjulur ke arah pantai. Dan angin yang kencang membuat rambut
panjangmu terurai
"dan ada satu hal yang sangat mendasari" lanjutmu
sambil merapihkan rambut
"apa itu?"
"apa yang sekarang
terjadi pada kakak adalah akibat dari apa yang sudah kakak pikirkan, kakak yang
menarik konflik seperti itu, kakak yang menarik orang-orang yang bersikap
seperti itu pada kakak, semua karena kakak sendiri yang..."
"koq sekarang jadi
kakak yang salah??" potongku, aku tidak mengerti
Kau tersenyum kecil
melihat ketidak mengertianku
"sebenarnya diri kita
sekarang adalah akibat dari apa yang sudah kita pikirkan kak, bukan kesalahan
orang lain, kita tidak berhak menyalahkan orang lain... Meski dalam
kenyataannya mereka yang berbuat salah tapi jika kita mengetahui rahasia
kehidupan ini, kita akan tahu bahwa kita sendirilah yang menentukan hal baik
untuk datang ataukah hal buruk yang datang" jelas mu
"rahasia kehidupan
seperti apa dinda, apa yang tidak kakak ketahui selama ini?"
"nggak sekarang
kayaknya, nanti saja di rumah dinda, dinda akan jelaskan semuanya kalo disini
waktunya untuk kita bersenang-senang, dinda Cuma memberi gambaran saja dulu.
ayo kak jangan murung cobalah untuk merasa senang lupakan dulu masalah itu, ayo
gabung sama mereka!" ajakmu sambil beranjak
Jelas aku jadi penasaran
tetapi memang seharusnya sekarang aku bersenang-senang bukannya murung,
sekarang aku akan bersenang senang dulu dan sebuah rahasia besar yang masih
disembunyikanmu akan segera aku ketahui.