Sekilas Tentang Sebuah Rahasia

0 komentar



"kakak kenapa?" tanya mu bersama gemuruh ombak yang saling beradu, aku sedang terdiam mematung memandangi lautan yang terbentang luas di depanku

Aku hanya memberi mu seulas senyuman dan tetap terdiam, aku tahu sedari tadi kau memperhatikanku, kau mungkin melihat aku tidak seperti biasanya dari semenjak kita dan teman-teman yang lain berangkat dari rumah ke pantai pelabuhan ratu ini.

"ada apa?" tanyamu lagi "cerita donk, siapa tahu dinda bisa bantu kalau ada apa, kalau kakak mempunyai masalah jangan dipendam sendirian!"

"kakak hanya sedang memikirkan diri sendiri dan orang-orang?" jawabku

"maksud??"

"mmh, kakak mau tanya dan tolong jawab dengan jujur ya, apa menurut dinda kakak selama ini kasar atau nggak sopan kepada teman atau orang-orang?"

Kau terdiam beberapa saat mendegar pertanyaanku itu
"ok selama dinda kenal kakak, dinda tidak menemukan kakak bersifat kasar kepada siapapun, dan kalau dibilang sopan ya nggak terlalu dan dinda rasa kakak sudah berusaha menunjukan bagaimana bersikap kepada teman biasa, teman deket, orang lain dan orang yang lebih tua dari kakak.. Sebenarnya ada apa kak?"

"dinda tahu...., kata mereka kakak tidak punya sopan santun"! Kataku sambil mengeluarkan nafas

"mereka siapa?"

"orang yang kakak anggap sebagai teman dekat, orang yang kakak anggap sebagai pacar tentu bukan dinda dan teman-teman disini yang kakak maksudkan"

"emang.. apa yang sudah kakak lakukan kepada mereka, tidak mungkin mereka bilang seperti itu kalau tidak ada sebabnya?" tanya mu

"mungkin semua karena kurang komunikasi......"

"ya, terus?"

"kakak memang jarang ngobrol dengan mereka, paling kakak hanya sekedar menyapa saja, karena kakak memang tidak ingin banyak ngomong, mungkin kediaman kakak itu dianggap lain sama mereka"

"apa kakak juga jarang ngobrol dengan pacar?"

"tidak, tetapi ada masalah lain bagi dia, mungkin dia merasa tertekan oleh omongan teman-teman nya tentang kakak, sehingga dia merasa tidak enak dan berusaha mencari kesalahan - kesalahan kakak sampai masalah yang kecil dibesar-besarkan padahal kalau dipikir secara logis itu terlalu mengada-ada"

"seperti apa itu?"

"coba apa kakak tidak sopan ketika ingin masuk rumah ketok pintu dulu??"

kau memasang wajah tidak mengerti kemudian tersenyum
"menurut dinda itu hal yang memang harus dilakukan ketika ingin masuk rumah orang, apalagi kalau yang punya rumah adalah teman deket kita apalagi pacar, itu sudah termasuk sopan daripada langsung slonong boy kayak ular, emang mereka maunya seperti apa gitu?"

"katanya kakak kalau mau masuk harus bilang salam dulu"

Kau memandangku dan tersenyum "menurut kakak sendiri itu baik atau tidak?"

"baik memang!" jawabku yakin

"ya, itu memang baik dan sangat sopan sekali kak, berarti mereka berasal dari keluarga yang sangat menjaga etika dan kesopanan, berarti mereka adalah orang yang baik-baik tapi dinda sudah dapat menyimpulkan satu hal dan ini sangat penting"

" apa itu?"

"kesalahan kakak, yang mereka pikirkan hanya kesalahan kakak saja sedang mereka merasa berada pada jalur yang benar, sehingga apa yang mereka lihat adalah hal-hal yang jelek-jelek saja tentang kakak dan mereka merasa pada jalur yang benar sehingga hati mereka tertutup untuk menyadari bahwa kakak menganggap mereka teman dekat yang tidak usah banyak basa basi, yang sudah tidak canggung lagi yang sudah merasa seperti kenal sudah lama sekali, mereka tidak menyadari hal itu karena yang mereka pikirkan adalah bahwa kakak orang yang tidak mempunyai sopan santun, akibatnya hukum tarik menarik memberikan hal-hal yang menjadikan kakak adalah orang yang tidak punya kesopanan bagi mereka dan akan terus seperti itu selama mereka tidak mengubah cara pandang mereka"

"jadi bagi mereka kakak tidak ada benarnya?"

"ya, selama yang mereka pikirkan adalah kejelekan atau kekurangan yang ada pada kakak saja, perlu kakak ketahui juga bahwa setiap orang ketika berargumentasi selalu merasa dirinya paling benar apalagi ketika menyalahkan orang.."
Aku mengangguk ngangguk sangat mengerti,

Kulihat didepanku teman-teman sedang berenang bermain ombak dan airnya sampai juga pada kakiku yang kubiarkan menjulur ke arah pantai. Dan angin yang kencang membuat rambut panjangmu terurai

"dan  ada satu hal yang sangat mendasari" lanjutmu sambil merapihkan rambut

"apa itu?"

"apa yang sekarang terjadi pada kakak adalah akibat dari apa yang sudah kakak pikirkan, kakak yang menarik konflik seperti itu, kakak yang menarik orang-orang yang bersikap seperti itu pada kakak, semua karena kakak sendiri yang..."

"koq sekarang jadi kakak yang salah??" potongku, aku tidak mengerti

Kau tersenyum kecil melihat ketidak mengertianku
"sebenarnya diri kita sekarang adalah akibat dari apa yang sudah kita pikirkan kak, bukan kesalahan orang lain, kita tidak berhak menyalahkan orang lain... Meski dalam kenyataannya mereka yang berbuat salah tapi jika kita mengetahui rahasia kehidupan ini, kita akan tahu bahwa kita sendirilah yang menentukan hal baik untuk datang ataukah hal buruk yang datang" jelas mu

"rahasia kehidupan seperti apa dinda, apa yang tidak kakak ketahui selama ini?"

"nggak sekarang kayaknya, nanti saja di rumah dinda, dinda akan jelaskan semuanya kalo disini waktunya untuk kita bersenang-senang, dinda Cuma memberi gambaran saja dulu. ayo kak jangan murung cobalah untuk merasa senang lupakan dulu masalah itu, ayo gabung sama mereka!" ajakmu sambil beranjak

Jelas aku jadi penasaran tetapi memang seharusnya sekarang aku bersenang-senang bukannya murung, sekarang aku akan bersenang senang dulu dan sebuah rahasia besar yang masih disembunyikanmu akan segera aku ketahui.









Leave a Reply

Labels