Dari dulu aku sangat mudah
terpengaruh oleh sesuatu pemikiran tertentu, tetapi aku tidak mudah menilai
atau menghakimi sesuatu , aku selalu berpikir dan mencari tahu sebab mengapa
sesuatu hal bisa terjadi atau ada, terkadang kecenderunganku untuk berpikir membawaku
pada kegalauan yang sangat menyiksa.. (galau galau).
Berawal dari kenyataan
sosial pergaulan remaja sekarang di lingkungan sekitarku yang sangat jauh dari
norma agama maupun norma sosial, sebagai seorang yang termasuk remaja seharusnya
aku tidak memikirkan terlalu serius akan hal itu, tapi karena dari hari ke hari
teman-teman sepermainanku yang sehati pada berubah dan perlahan mereka
mengikuti arus jaman yang kacau membuatku merasa sendiri dalam memegang
prinsip..
Aku selalu mengamati para
remaja disekitarku itu, apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka kerjakan,
apapula ideologi mereka yang membuat mereka mengambil sebuah keputusan
tertentu,
Kemudian aku membuat
hipotesa dari apa yang aku lihat dan ku dengar
Pemikiran remaja atau
anak-anak ABG disekitarku cenderung sempit dan jangkauannya pendek, seperti
pendidikan dan kehidupan sehari-hari, mereka tidak pernah mau berpikir untuk
jangka panjang walau sebagian memang ada tetapi pada umumnya mereka meresa
cukup dengan yang ada, entah ini filosofi bangsa indonesia atau agama tertentu,
yaitu tidak mau neko-neko dan mereka juga tidak ingin sesuatu yang lebih dalam
pengecualiannya terhadap uang dan duit atau money (dlm hal ini orang selalu
ingin lebih hehe..).
Mereka juga tidak ingin
menjadi kelompok minoritas, kita tahu bahwa kemiskinan dan kebodohan di negeri
ini adalah mayoritas, jadi seseorang akan merasa malu ketika dalam sebuah
perkumpulan tertentu dirinya terlihat pintar atau mempunyai wawasan yang luas,
kebanyakan dari mereka tidak ingin menjadi pintar atau apa dan malah memilih
tidak mau tahu, bagi mereka menjadi orang bodoh lebih bisa diterima dalam
sebuah perkumpulan tertentu (yang tdk terorganisir).
Aku selalu melihat
kenyataannya dalam sebuah perkumpulan remaja, kulihat mereka bangga menjadi
seseorang yang serba tidak tahu, dan jika diantara mereka ada yang mempunyai
pengetahuan lebih dia akan selalu menutupi diri karena dia "malu"
bila terlihat "pintar" oleh sesamanya. Jadi kita bisa ambil kesimpulan
bahwa pada dasarnya setiap orang ingin diterima dan tidak ingin berbeda dari
yang lainnya.
Kemudian apa penyebab
pergaulan bebas?
Menurutku kebanyakan dari
mereka memperoleh pendidikan yang salah dari orang tua mereka, tidak adanya
pendidikan seks sehigga mereka mencari tahu diluar sana dengan caranya sendiri,
kurangnya pendidikan agama yang menyebabkan hilangnya keruhanian dalam diri
mereka dan karena pergaulan yang tidak terkontrol menyebabkan kesenjangan
antara orang tua dan anak dampaknya si anak merasa lebih dekat dan sehati
dengan temannya daripada dengan kedua orang tuanya.
Dampak dan Kenyataan
sosial
kebanyakan remaja
disekitarku dikontrol oleh emosi dalam diri mereka, sedangkan logika hanya
dipakai seperlunya saja, bisa ku katakan emosi dan logika persentasenya adalah
70:30, itu menurutku
Sehingga emosi seperti
ingin menjadi dominan, gagah dan diakui oleh sebayanya menjadi terlalu
diprioritaskan oleh mereka, memang sifat manusia pada umumnya sama. seperti
ingin menjadi dominan, terlihat gagah, disegani dsb
Kemudian adanya istilah
"normal" "wajar" dan "maklum" meracuni pemikiran
mereka sehingga mempengaruhi kecenderungan sifat dan prilaku mereka dalam
pergaulan sehari-hari. Kenapa kukatakan meracuni, karena istilah-istilah
tersebut mereka pakai untuk memenuhi hawa nafsu dan berkelit dari aturan -
aturan yang ada sehingga prilaku mereka menyimpang dari jalurnya, seperti
contoh ada beberapa temanku yang kesehariaanya hanya seks bebas, alkohol, dan
perkelahian. Ketika disinggung kelakuannya tersebut beberapa diantaranya
menyebut diri mereka "normal"
lalu teman-teman
disekeliling mereka berkata "wajar mumpung masih muda"
lalu para orang tua
berkata"maklum anak muda"
sehingga hal seperti seks
bebas, alkohol dan perkelahian menjadi biasa bukan lagi sesuatu yang tabu karena
adanya dukungan dari pendahulu mereka, meski para orang tua akan menolak jika
disudutkan tentang masalah dukungan mereka tersebut akan tetapi sudah jelas
dengan memberikan alasan "maklum" para orang tua menyetujui prilaku
remaja yang selalu menyimpang dari aturan-atuan dan mereka tidak ingin berbuat
banyak hanya berharap anak-anaknya akan berubah setelah dewasa nanti.
Hal tersebut di atas
pernah terjadi padaku belum lama ini, aku tidak munafik bahwa aku juga
'sedikit' terbawa arus pergaulan yang bebas, aku akan ceritakan sedikit
pengalaman pribadiku
Beberapa bulan yang lalu
aku mempunyai seorang pacar sebut saja namanya dinda, ketika itu aku masih
polos soal pacaran remaja sekarang karena yang aku tahu dan yang pernah aku
alami sebelumnya adalah pacaran klasik yang 'sehat', aku memang lama menjomblo
setelah pacaran 5 tahun yang lalu, ketika itu aku masih kecil sehingga pacaran
hanya lewat surat-suratan saja, hehe jadul sekali...
Dinda membawaku pada
sesuatu hal yang baru, dia mengajarkanku sebuah kebebasan yang tak pernah aku
alami sebelumnya hingga puncaknya kami melakukan sesuatu diluar batas wajar,
kemudian aku menyesal dan mengkonsultasikan masalahku kepada beberapa teman
dekatku, yang kuinginkan adalah sebuah solusi ketika itu untuk mengobati kegalauan
yang aku rasakan, karena aku seorang yang religius aku tidak bisa membenarkan
apa yang telah aku perbuat, tetapi sayang yang keluar dari mulut mereka adalah
sebuah dukungan semata,
Mereka berkata
"ah itu wajar bro,
namanya juga anak muda!"
"alah segitu aja koq
pusing, kayak ngapain aja loe, yang namanya orang normal ya gitu.."
Dan masih banyak lagi
tanggapan - tanggapan mereka yang intinya 'mendukung'ku, sedikit aku
terpengaruh oleh mereka karena secara emosional aku menginginkannya dan dalam
pandangan biologis apa yang telah aku alami adalah normal karena itu adalah
kecenderungan alami manusia yang sedang memasuki masa kematangannya, hal ini
mungkin terjadi pula pada remaja lainnya, dimana pihak lain membenarkan meski
itu tidak benar karena ada alasan 'normal', 'wajar', dan 'maklum' seperti yang
sudah aku katakan diatas
Aku tahu dimana ada
keputusan pasti ada alasan, setiap orang pasti mempunyai alasan dalam setiap
keputusan yang mereka ambil, jadinya aku tidak bisa menyalahkan mereka begitu
saja, aku sadar akan hukum sebab akibat yang ada didunia ini, kenapa kita ada?
Kenapa kita hidup? Kenapa ada dunia? Jawabannya karena ada sebab-sebab
tertentu.
Pada dasarnya keputusan
yang kita ambil itu sifatnya relatif, aku kasih contoh dari pernyataan temanku
pada suatu hari ketika dia disinggung soal kebisaan jeleknya
"bro, kerjaan mu
terus dosa tau ga" kataku
"aku Cuma pernah
denger seorang ustadz ngomong gini, katanya onani sama ML hukumnya sama
saja" jawabnya enteng
Dari obrolan singkat
diatas kita tahu bahwa temanku mempunyai sebuah perbandingan, yaitu onani
relatif atau berbanding dengan ML (making love), sehingga dia mengambil sebuah
keputusan untuk melakukan ML yang lebih enak dan puas ketimbang onani.
Ada juga temanku yang
didukung oleh pamannya sendiri, dan dia tergiur akan jalan hidup yang dulu
diambil oleh pamannya, dia bilang begini:
"kata pamanku, semasa
muda kayak kita ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, lihat saja sekarang
pamanku hidupnya bener setelah menikah" katanya dengan yakin
"emang sebelumnya
gimana?" tanyaku
"ya begitulah, nyoba
ini nyoba itu, katanya biar ngga penasaran lagi, dan sekarang liat aja dia jadi
baik karena katanya dia udah merasakan hidup bebas di masa mudanya"
Lalu temanku memberikan
contoh lain lagi padaku
"aku juga punya
saudara laki-laki yang sudah menikah, ketika mudanya dulu dia adalah seorang
pendiam, tidak suka main perempuan. Kemudian dia menikah tanpa pacaran dulu,
tapi tau ga sekarang dia gimana?" tanya nya
"ga bener!"
tebakku
"ya ga bener, sekarang
dia suka main keluyuran kesana kemari, selingkuh dari istrinya,, itu karena dia
dulu suka diam, keinginannya dipendam terus, masa mudanya tidak dimanfaatkan
jadinya dia masih penasaran dgn dunia luar"
Secara psikologis aku
katakan pernyataan dan pemahaman temanku benar, mari kita simak pernyataan
psikolog yang aku search di google
"Setiap tahap
perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis
yang harus dipenuhi,
demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju,
bahwa jika berbagai
tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak
berhasil dipenuhi,
maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat
kematangan
psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut"
Setelah kita simak
penuturan seorang psikolog diatas kita bisa menyimpulkan bahwa setiap keinginan
dan kebutuhan di masa remaja harus terpenuhi atau terlaksanakan karena
tahap-tahap selanjutnya kebutuhannya akan berubah dengan cepat, ini cocok
dengan pandangan temanku itu, dia bilang kita harus merasakan apa-apa yang
belum kita rasakan agar dimasa tua nanti tidak penasaran lagi.
Kemudian ada juga temanku
yang menjadi liar karena pergaulan, aku bisa katakan bahwa pergaulan adalah hal
yang sangat berpengaruh terhadap prilaku remaja, manusia selalu membutuhkan
orang lain, siapapun pasti tidak bisa hidup sendiri di dunia ini, sehingga
terbentuklah suatu perkumpulan tertentu sesuai dengan kecenderungan berbuat dan
minat
Aku mempunyai seorang
teman yang sangat dekat denganku, awalnya dia sehati denganku tapi kemudian
diapun berubah seperti yang lainnya, karena dia menemukan seorang kawan yang
baru yang mungkin lebih sehati.
katanya apa yang aku
lakukan dan apa yang aku pikirkan sekarang sudah ketinggalan jaman, sudah
usang, sudah jadul menurut dia yang jaman sekarang adalah berprilaku seperti
orang-orang barat, seks bebas dan minum-minuman keras, menurutnya hal itu sudah
jamannya dan bukan lagi sesuatu hal yang tabu dalam masyarakat
Memang segala keputusan
yang ada didunia ini sifatnya relatif, kita tidak bisa mengatakan sesuatu itu
jelek kalau kita tidak melihat sesuatu yang baik sebelumnya dan begitupun
sebaliknya, ini menjadikanku alasan kenapa kukatakan mereka 'salah' karena aku
melihat sesuatu yang 'benar' dalam aturan-aturan, norma sosial maupun agama
sebelumnya.
Aku sadar di jaman
sekarang ini tidak banyak orang yang menjunjung tinggi agama, kebanyakan dari
mereka malah menjauhinya dan tidak mau berurusan dengan agama, mereka seolah
takut kebebasannya terampas, ini membuktikan kepada kita bahwa pengaruh kaum
liberalisme barat begitu melekat pada sendi-sendi kehidupan kita, dimana kaum
liberalisme mengajarkan pada kita sebuah kebebasan berprilaku, berfikir dan
berkehendak tanpa dibelenggu oleh aturan tertentu seperti agama.
Dalam tulisan ini aku
hanya menggambarkan kehidupan remaja disekitarku, hanya menggambarkan dan hanya
disekitarku saja, jadi tentu saja gagasan dan pendapatku soal kehidupan remaja
tidak sepenuhnya benar atau bersifat universal bagi setiap remaja
tapi aku akan mencoba
keluar suatu hari nanti untuk lebih mengenal mereka diluar sana....
Salam !!