Coretan singkat tentang remaja disekitarku

0 komentar




Dari dulu aku sangat mudah terpengaruh oleh sesuatu pemikiran tertentu, tetapi aku tidak mudah menilai atau menghakimi sesuatu , aku selalu berpikir dan mencari tahu sebab mengapa sesuatu hal bisa terjadi atau ada, terkadang kecenderunganku untuk berpikir membawaku pada kegalauan yang sangat menyiksa.. (galau galau).

Berawal dari kenyataan sosial pergaulan remaja sekarang di lingkungan sekitarku yang sangat jauh dari norma agama maupun norma sosial, sebagai seorang yang termasuk remaja seharusnya aku tidak memikirkan terlalu serius akan hal itu, tapi karena dari hari ke hari teman-teman sepermainanku yang sehati pada berubah dan perlahan mereka mengikuti arus jaman yang kacau membuatku merasa sendiri dalam memegang prinsip..

Aku selalu mengamati para remaja disekitarku itu, apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka kerjakan, apapula ideologi mereka yang membuat mereka mengambil sebuah keputusan tertentu,
Kemudian aku membuat hipotesa dari apa yang aku lihat dan ku dengar
Pemikiran remaja atau anak-anak ABG disekitarku cenderung sempit dan jangkauannya pendek, seperti pendidikan dan kehidupan sehari-hari, mereka tidak pernah mau berpikir untuk jangka panjang walau sebagian memang ada tetapi pada umumnya mereka meresa cukup dengan yang ada, entah ini filosofi bangsa indonesia atau agama tertentu, yaitu tidak mau neko-neko dan mereka juga tidak ingin sesuatu yang lebih dalam pengecualiannya terhadap uang dan duit atau money (dlm hal ini orang selalu ingin lebih hehe..).
Mereka juga tidak ingin menjadi kelompok minoritas, kita tahu bahwa kemiskinan dan kebodohan di negeri ini adalah mayoritas, jadi seseorang akan merasa malu ketika dalam sebuah perkumpulan tertentu dirinya terlihat pintar atau mempunyai wawasan yang luas, kebanyakan dari mereka tidak ingin menjadi pintar atau apa dan malah memilih tidak mau tahu, bagi mereka menjadi orang bodoh lebih bisa diterima dalam sebuah perkumpulan tertentu (yang tdk terorganisir).
Aku selalu melihat kenyataannya dalam sebuah perkumpulan remaja, kulihat mereka bangga menjadi seseorang yang serba tidak tahu, dan jika diantara mereka ada yang mempunyai pengetahuan lebih dia akan selalu menutupi diri karena dia "malu" bila terlihat "pintar" oleh sesamanya. Jadi kita bisa ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya setiap orang ingin diterima dan tidak ingin berbeda dari yang lainnya.

Kemudian apa penyebab pergaulan bebas?



Menurutku kebanyakan dari mereka memperoleh pendidikan yang salah dari orang tua mereka, tidak adanya pendidikan seks sehigga mereka mencari tahu diluar sana dengan caranya sendiri, kurangnya pendidikan agama yang menyebabkan hilangnya keruhanian dalam diri mereka dan karena pergaulan yang tidak terkontrol menyebabkan kesenjangan antara orang tua dan anak dampaknya si anak merasa lebih dekat dan sehati dengan temannya daripada dengan kedua orang tuanya.

Dampak dan Kenyataan sosial
kebanyakan remaja disekitarku dikontrol oleh emosi dalam diri mereka, sedangkan logika hanya dipakai seperlunya saja, bisa ku katakan emosi dan logika persentasenya adalah 70:30, itu menurutku
Sehingga emosi seperti ingin menjadi dominan, gagah dan diakui oleh sebayanya menjadi terlalu diprioritaskan oleh mereka, memang sifat manusia pada umumnya sama. seperti ingin menjadi dominan, terlihat gagah, disegani dsb



Kemudian adanya istilah "normal" "wajar" dan "maklum" meracuni pemikiran mereka sehingga mempengaruhi kecenderungan sifat dan prilaku mereka dalam pergaulan sehari-hari. Kenapa kukatakan meracuni, karena istilah-istilah tersebut mereka pakai untuk memenuhi hawa nafsu dan berkelit dari aturan - aturan yang ada sehingga prilaku mereka menyimpang dari jalurnya, seperti contoh ada beberapa temanku yang kesehariaanya hanya seks bebas, alkohol, dan perkelahian. Ketika disinggung kelakuannya tersebut beberapa diantaranya menyebut diri mereka "normal"
lalu teman-teman disekeliling mereka berkata "wajar mumpung masih muda"
lalu para orang tua berkata"maklum anak muda"
sehingga hal seperti seks bebas, alkohol dan perkelahian menjadi biasa bukan lagi sesuatu yang tabu karena adanya dukungan dari pendahulu mereka, meski para orang tua akan menolak jika disudutkan tentang masalah dukungan mereka tersebut akan tetapi sudah jelas dengan memberikan alasan "maklum" para orang tua menyetujui prilaku remaja yang selalu menyimpang dari aturan-atuan dan mereka tidak ingin berbuat banyak hanya berharap anak-anaknya akan berubah setelah dewasa nanti.

Hal tersebut di atas pernah terjadi padaku belum lama ini, aku tidak munafik bahwa aku juga 'sedikit' terbawa arus pergaulan yang bebas, aku akan ceritakan sedikit pengalaman pribadiku
Beberapa bulan yang lalu aku mempunyai seorang pacar sebut saja namanya dinda, ketika itu aku masih polos soal pacaran remaja sekarang karena yang aku tahu dan yang pernah aku alami sebelumnya adalah pacaran klasik yang 'sehat', aku memang lama menjomblo setelah pacaran 5 tahun yang lalu, ketika itu aku masih kecil sehingga pacaran hanya lewat surat-suratan saja, hehe jadul sekali...

Dinda membawaku pada sesuatu hal yang baru, dia mengajarkanku sebuah kebebasan yang tak pernah aku alami sebelumnya hingga puncaknya kami melakukan sesuatu diluar batas wajar, kemudian aku menyesal dan mengkonsultasikan masalahku kepada beberapa teman dekatku, yang kuinginkan adalah sebuah solusi ketika itu untuk mengobati kegalauan yang aku rasakan, karena aku seorang yang religius aku tidak bisa membenarkan apa yang telah aku perbuat, tetapi sayang yang keluar dari mulut mereka adalah sebuah dukungan semata,
Mereka berkata

"ah itu wajar bro, namanya juga anak muda!"

"alah segitu aja koq pusing, kayak ngapain aja loe, yang namanya orang normal ya gitu.."

Dan masih banyak lagi tanggapan - tanggapan mereka yang intinya 'mendukung'ku, sedikit aku terpengaruh oleh mereka karena secara emosional aku menginginkannya dan dalam pandangan biologis apa yang telah aku alami adalah normal karena itu adalah kecenderungan alami manusia yang sedang memasuki masa kematangannya, hal ini mungkin terjadi pula pada remaja lainnya, dimana pihak lain membenarkan meski itu tidak benar karena ada alasan 'normal', 'wajar', dan 'maklum' seperti yang sudah aku katakan diatas

Aku tahu dimana ada keputusan pasti ada alasan, setiap orang pasti mempunyai alasan dalam setiap keputusan yang mereka ambil, jadinya aku tidak bisa menyalahkan mereka begitu saja, aku sadar akan hukum sebab akibat yang ada didunia ini, kenapa kita ada? Kenapa kita hidup? Kenapa ada dunia? Jawabannya karena ada sebab-sebab tertentu.
Pada dasarnya keputusan yang kita ambil itu sifatnya relatif, aku kasih contoh dari pernyataan temanku pada suatu hari ketika dia disinggung soal kebisaan jeleknya

"bro, kerjaan mu terus dosa tau ga" kataku
"aku Cuma pernah denger seorang ustadz ngomong gini, katanya onani sama ML hukumnya sama saja" jawabnya enteng

Dari obrolan singkat diatas kita tahu bahwa temanku mempunyai sebuah perbandingan, yaitu onani relatif atau berbanding dengan ML (making love), sehingga dia mengambil sebuah keputusan untuk melakukan ML yang lebih enak dan puas ketimbang onani.
Ada juga temanku yang didukung oleh pamannya sendiri, dan dia tergiur akan jalan hidup yang dulu diambil oleh pamannya, dia bilang begini:

"kata pamanku, semasa muda kayak kita ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, lihat saja sekarang pamanku hidupnya bener setelah menikah" katanya dengan yakin
"emang sebelumnya gimana?" tanyaku
"ya begitulah, nyoba ini nyoba itu, katanya biar ngga penasaran lagi, dan sekarang liat aja dia jadi baik karena katanya dia udah merasakan hidup bebas di masa mudanya"
Lalu temanku memberikan contoh lain lagi padaku
"aku juga punya saudara laki-laki yang sudah menikah, ketika mudanya dulu dia adalah seorang pendiam, tidak suka main perempuan. Kemudian dia menikah tanpa pacaran dulu, tapi tau ga sekarang dia gimana?" tanya nya
"ga bener!" tebakku
"ya ga bener, sekarang dia suka main keluyuran kesana kemari, selingkuh dari istrinya,, itu karena dia dulu suka diam, keinginannya dipendam terus, masa mudanya tidak dimanfaatkan jadinya dia masih penasaran dgn dunia luar"

Secara psikologis aku katakan pernyataan dan pemahaman temanku benar, mari kita simak pernyataan psikolog yang aku search di google

"Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis
yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju,
bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak
berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat
kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut"

Setelah kita simak penuturan seorang psikolog diatas kita bisa menyimpulkan bahwa setiap keinginan dan kebutuhan di masa remaja harus terpenuhi atau terlaksanakan karena tahap-tahap selanjutnya kebutuhannya akan berubah dengan cepat, ini cocok dengan pandangan temanku itu, dia bilang kita harus merasakan apa-apa yang belum kita rasakan agar dimasa tua nanti tidak penasaran lagi. 

Kemudian ada juga temanku yang menjadi liar karena pergaulan, aku bisa katakan bahwa pergaulan adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap prilaku remaja, manusia selalu membutuhkan orang lain, siapapun pasti tidak bisa hidup sendiri di dunia ini, sehingga terbentuklah suatu perkumpulan tertentu sesuai dengan kecenderungan berbuat dan minat
Aku mempunyai seorang teman yang sangat dekat denganku, awalnya dia sehati denganku tapi kemudian diapun berubah seperti yang lainnya, karena dia menemukan seorang kawan yang baru yang mungkin lebih sehati.
katanya apa yang aku lakukan dan apa yang aku pikirkan sekarang sudah ketinggalan jaman, sudah usang, sudah jadul menurut dia yang jaman sekarang adalah berprilaku seperti orang-orang barat, seks bebas dan minum-minuman keras, menurutnya hal itu sudah jamannya dan bukan lagi sesuatu hal yang tabu dalam masyarakat

Memang segala keputusan yang ada didunia ini sifatnya relatif, kita tidak bisa mengatakan sesuatu itu jelek kalau kita tidak melihat sesuatu yang baik sebelumnya dan begitupun sebaliknya, ini menjadikanku alasan kenapa kukatakan mereka 'salah' karena aku melihat sesuatu yang 'benar' dalam aturan-aturan, norma sosial maupun agama sebelumnya.



Aku sadar di jaman sekarang ini tidak banyak orang yang menjunjung tinggi agama, kebanyakan dari mereka malah menjauhinya dan tidak mau berurusan dengan agama, mereka seolah takut kebebasannya terampas, ini membuktikan kepada kita bahwa pengaruh kaum liberalisme barat begitu melekat pada sendi-sendi kehidupan kita, dimana kaum liberalisme mengajarkan pada kita sebuah kebebasan berprilaku, berfikir dan berkehendak tanpa dibelenggu oleh aturan tertentu seperti agama.

Dalam tulisan ini aku hanya menggambarkan kehidupan remaja disekitarku, hanya menggambarkan dan hanya disekitarku saja, jadi tentu saja gagasan dan pendapatku soal kehidupan remaja tidak sepenuhnya benar atau bersifat universal bagi setiap remaja

tapi aku akan mencoba keluar suatu hari nanti untuk lebih mengenal mereka diluar sana....

Salam !!










Leave a Reply

Labels