Langit
telah mendung dan kita masih disini bermanja manjaan menikmati alam, katamu
hujan akan segera turun, ya aku tahu. Hujan pasti turun membasahi kita,
membasahi bumi, membasahi dedaunan pada pohon yang hijau, air nya itu akan
jatuh dengan irama dan suara yang merdu, kau menatap ke langit kepada awan awan
yang menghitam mencari kepastian
Hujan
pasti turun dinda, apa yang kau khawatirkan? Bukankah dari hujan itu sendiri
ada sebuah lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu
Hujan
pasti turun dinda, menghidupi alam yang kita tempati, buah yang kita makan dan
air yang kita minum adalah berkah bagi kita, seharusnya kau tersenyum bahagia
menantikan datangnya hujan ini
"hujan
mau turun, apa yang kita tunggu?" Katamu sedikit bangkit dari pelukanku
Kau
memandangku dengan seulas senyuman yang dihiasi oleh rasa dalam hati.
"hujan
pasti turun dan kita pasti basah" jawabku
"bila
kita basah?"
"kita
pasti kedinginan, dan saling memberikan kehangatan.."
"kenapa
harus menunggu hujan?" godamu sambil menenggelamkan wajahmu di dadaku
"karena
hanya hujan yang mampu meresonansi otak manusia, dari hujan ada sebuah lagu
bagi mereka yang rindu, kita akan mendengar lagu itu.."
Kemudian
hujan pun turun dengan deras, diiringi angin yang tak terlalu kencang, segera
tubuhku dan tubuhmu basah kuyup terkena guyuran hujan rasa dingin mulai
merasuki tubuh namun kita masih diam di tempat ini, aku masih diam di tempat
kita memadu rasa, aku masih di sini selalu dekat dengan hatimu
Kemudian
kau berdiri dan membentangkan kedua tanganmu, kau dongakan wajahmu ke atas,
merasakan butiran air hujan pada wajahmu yang indah lalu kau berputar pelan
mengelilingiku dan kau bagitu menawan,rambutmu terurai basah lekuk liuk tubuhmu
yang terbungkus pakaian putih itupun basah sehingga terlihat jelas dalam
pandanganku membangkitkan gairah dalam diri
"ayo
kita dengarkan lagu dari hujan ini" ajakku segera bangkit
Kemudian
kita berdansa, kau bersorak gembira, aku bahagia, kita berputar putar dalam
hujan semakin deras dan kita semakin erat berpelukan melawan dinginnya hembusan
angin yang menerpa tubuh kita, kita begitu hangat dalam hujan dan matamu
berbinar menatapku,berbinar menatap hujan dan berbinar menatap langit. Kau
berterima kasih padanya
Hujan
itu indah bukan?
Saat
akan berangkat tadi kau malah mengkhawatirkan hujan turun, aku meyakinkanmu
bahwa semua akan baik-baik saja dan di sini kita biasa menghabiskan hari,
ditempat yang jarang orang lalui, di tempat yang indah antara sungai dan air
terjun diantara gunung dan bukit, di padang rumput kita biasa berbagi kasih
yang kian hari kian melekat, aku telah mengabdikan hidupku padamu dan aku
pantas melakukannya tiada yang bisa mencegahku.
Kemudian
hujan mulai reda, tempo tarian kita semakin pelan dan perlahan sampai diam,
tubuhmu yang hangat menjadi panas membara, aku merasakannya sampai ke dalam
dada..
Panas
membuat kita berguling guling diatas rumput lebat yang hijau, kau gerah dan
menanggalkan pakaian yang menutupi badanmu, kupetik bunga merah yang mekar pada
bibirmu ku rasakan manisnya, kau mabuk dan aku mabuk dengan suasana, setiap
helai ilalang yang menyembunyikan tubuh kita menjadi saksi akan keindahan cinta
yang kita bina berdua dalam hujan.
Hujan
pun reda, awan-awan yang hitam mulai memutih, langit membiru kembali dan kita
merasakan hangatnya sinar mentari yang kekuningan pertanda hari telah sore,
kita berjalan pulang bergandengan tangan menyusuri jalanan yang becek
berlumpur, kita berjalan dengan telanjang kaki sepatu kita jinjing di tangan,
ditanganku.
Kita
berjalan bergandengan tangan dan kau manja dalam pelukanku.