Senyuman Bintang-Bintang

0 komentar



Gemericik air sungai di malam hari, disinari rembulan dan bintang-bintang yang putih menghangatkan rasa, aku memandang langit yang bertabur bintang mencari sebuah wajah, memang tak seharusnya aku mencari karena wajah itu telah tertanam jauh di dalam, hanya saja aku ingin menciptkannya dalam taburan bintang yang gemerlapan dan saling berkedip-kedip diatas sana, jauh disana padahal cahaya itu dekat sangat dekat karena yang jauh hanyalah benda nya, cahaya itu telah sampai di sini, sampai pada mata..
Aku berbaring di atas loteng menghadap langit malam, berharap menemukan sesuatu di sana, sesuatu yang tidak aku mengerti
Kemudian aku sadar cahaya yang kulihat dari bintang-bintang itu adalah cahaya kuno, bersinar dari sumber cahaya lalu sampai pada mataku ratusan bahkan jutaan tahun lamanya mungkin saja bintang itu telah tiada, kita tidak tahu pasti
Tiba-tiba aku teringat dengan perkataan dinda, sahabatku suatu hari
"di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan kak, hidup bersifat teratur kehidupan berada dalam keteraturan.." ucapmu ketika kita berdua mendayung perahu di sebuah danau tempat kita bermain
"misalnya dinda?" tanyaku
"masih inget nggak kejadian 3 hari yang lalu?" kau balik bertanya
Seketika aku teringat ketika aku kena ludah orang dari sebuah bis saat mengendarai motor
"hmm, waktu kakak diludahi itu?"
Lalu kau mengangguk
"pernah nggak kakak berpikir kenapa nggak orang yang di depan atau yang dibelakang kakak yang kena ludah orang itu, mungkin kakak pikir itu kebetulan semata, ya kan?"
Aku mengangguk
"yang harus kakak tahu, semua detil kejadian yang terjadi pada kita merupakan gambaran dari apa yang pernah kita lakukan sebelumnya.." lanjutmu
"berarti bisa disebut karma? Tanyaku
"sebab akibat jelasnya, coba kakak ingat-ingat pernahkah kakak meludahi orang secara sengaja atau tidak sengaja?"
"hmm, nggak ingat sich.." gumamku, beberapa detik kemudian aku mengingat pernah melemparkan kantong minuman yang isinya lumayan banyak dan jatuh tepat di depan kaca sebuah mobil sedan, aku waktu itu sedang naik angkot
"kejadiannya tidak selalu harus persis sama kak" terangmu melihat aku berpikir.
Selajutnya aku setuju dengan ucapanmu saat itu

Dan dimalam ini aku dibuat sadar oleh cahaya bintang-bintang itu, kejadian hari ini mungkin adalah hasil dari apa yang aku perbuat hari-hari sebelumnya, bisa acak bisa juga tidak
Kemudian hadir wajah-wajah wanita yang pernah mengisi hati dan mewarnai hari hariku atas nama cinta dan sayang, kulihat mereka semua tersenyum padaku tapi di saat yang berlainan mereka berubah masam serta memori detil kejadian masing - masing terekam jelas dalam benakku

Sekarang, ya aku disakiti seorang wanita karena dulu aku menyakiti seorang wanita meski sadar tetap aku menyayangkan kepergian wajah yang terakhir yang tampak dalam taburan bintang-bintang itu, karena betapa aku menyayanginya tapi tidak ada jalan lain selain menerima semuanya karena itu yang terbaik

Penerimaan berarti sadar bahwa tak perlu ada yang di sesali lagi, penerimaan berarti memaafkan masa lalu dan berdamai dengannya, dengan kita berdamai kita tidak akan mengulangi lagi kejadian yang sama kembali, hukum sebab akibat berlaku pabila kita tidak berdamai dengan masa lalu

Ah, ya aku tersadar akan hal itu, bintang- bintang yang kutatap menjadi lebih terang dalam penglihatanku mereka seperti saling terhubung satu sama lain dan menjadi sebuah bentuk wajah yang tersenyum, sinarnya memberiku sebuah pencerahan dan seakan akan mereka berbisik padaku

"berdamailah kamu, niscaya jalanmu ke depan menjadi lebih terang"

Mendengar itu anehnya aku ingin menangis, namun air mata tak kunjung keluar, terdengar bisikan lagi

"menangislah jika ingin menangis, kemudian berdamailah dengan air matamu.. Maafkanlah kesalahan yang pernah kau lakukan, pilihlah hari baru yang lebih baik dan lebih bijaksana"

Tak lama kemudian aku tertidur sampai fajar menyingsing dan terbangun dengan perasaan yang lebih damai, kutemukan sebuah pencerahan dari sinar bintang di malam hari, hati yang gundah sebelumnya kemudian menjadi indah. Terima kasih dinda terima kasih bintang.


Leave a Reply

Labels