Kita berjalan
menyusuri jalanan yang sepi di siang itu, alam begitu indah menakjubkan dan
kulihat kau tampak senang, berkali kali kau tertawa ringan menanggapi ucapanku,
hari yang selalu kita nantikan, saat yang jarang kita temukan, dan aku bahagia
mengajakmu menikmati alam, menebarkan cinta kita berdua, mendakwakannya ke
dunia, kepada orang-orang di sekeliling kita dan semuanya biar mereka tahu arti
cinta kita, biar mereka tahu kita adalah simbol kebahagiaan dan cinta, biar
mereka tahu, ya meski pada akhirnya tidak perlu.
Di tempat ini
tempat kenangan kau dan aku, kita bisa memandangi perbukitan yang kehijauan,
luas dan begitu menenangkan, begitu damai membuat hati ini tentram, bersamamu
dinda berjuta rasa hadir di sana di dalam hatiku, kata-kata ku rasanya tidak
akan cukup untuk menafsirkan nya malahan aku tidak tahu apa yang harus
diucapkan dan ada saatnya kita diam, tak perlu bicara lagi.
Di bawah pohon
yang rindang kita berhenti, pohon itu meneduhi kita dari terik mentari yang
menyengat, kita melepaskan lelah fisik karena berlari lari kecil tadi dan hanya fisik kita saja yang lelah tidak dengan
hati, Bersama kita melihat daun daun berguguran satu persatu, melayang ringan
di udara, berputar dan akhirnya jatuh ke tanah, kita melihat daun daun hijau
melambai lambai terkena angin, burung burung kecil hinggap diatasnya bercicit
memanggil kawan kawannya atau memanggil kekasihnya kita tidak tahu karena
mereka begitu rewel, sebagian datang dan pergi, dan pabila kita melihat ke
langit kita lihat awan putih berarak, bergerak perlahan, langit biru begitu
luas, pantulan warna laut menurut para ahli tapi bagiku itulah warna langit
terlihat cerah
kita berpegangan tangan seolah tak ingin
terlepas, kita berpegangan tangan seolah hati kita telah bersatu, kita
berpegangan tangan sampai terasa panas dan basah, tanganmu yang halus
memberikan sejuta makna, dan senyuman itu………... meski kita sama sama terdiam
sibuk dengan perasaan masing masing, tapi kita telah mengerti suatu arti
hubungan ini.
"tangan
kita berkeringat" kataku tanpa beranjak dan aku masih memandangi langit
yang biru
Dan ku tahu
kau hanya tersenyum saja,
Kau pasti tahu
tangan kita basah berkeringat, karena terus berpegangan tangan, dan yang kurasa
selanjutnya kau malah mempereratnya
Ayo siapa yang
paling kuat, bisiku dalam hati dan aku tersenyum sendiri
Dinda,
kemanakah hati kita akan berlabuh? Aku tidak pernah tahu, apa kau tahu?
Hanya kita
bisa berharap, dan harapan itu selalu baik, kita bermimpi dan mimpi terkadang
menjadi kenyatan meski tak selalu, kuingat pula pembicaraan kita suatu hari
"kak,
apakah kakak punya mimpi?" tanyamu suatu hari
"setiap
orang pasti punya mimpi" jawabku sambil tersenyum
"apa
coba?" godamu, dan kulihat itu serasa tak perlu untuk dikatakan
"hidup
bahagia bersama dinda"
"hmmm,
gimana kalo nggak bahagia?" tanyamu lagi
"kenapa
harus memikirkan itu?" aku balik bertanya, karena memang aku tidak pernah
memikirkan itu
"dinda
tidak memikirkan itu hanya itu adalah kenyataan, kenyataan dimana hal itu
mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita suatu saat nanti"
Aku terdiam
sejenak, dan aku mengerti tentu saja
"lalu
apakah dinda punya mimpi?" kini giliranku bertanya
kau memandangku sejenak, dan kulihat mata itu
mata yang menyimpan berjuta rahasia di dalamnya dan aku tidak tahu lalu
jawabanmu selanjutnya membuatku terdiam,
"hidup
bahagia walau tanpa kakak" katamu
Aku tidak tahu
apa yang harus kukatakan, aku hanya merenungkan apa yang kau katakan
"kakak,
jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain, kebahagiaan itu ada
di sini" lanjutmu sambil menunjuk hati ku,
"be
unconditional love"
Dan kau
tersenyum.
Sungguh mulia
hatimu, bunga mu merekah dengan sendirinya tanpa perlu ku siram pabila memang iya,
apabila memang kau bisa bahagia tanpaku seperti sekarang ini, dan tentunya aku
akan beruntung memiliki hatimu sebagai cahaya kebahagiaanku, dan ya memang aku menggantungkan kebahagiaanku
padamu aku akui, dan aku tidak mau mengakui kalau itu sebuah kesalahan,
kesalahan bagiku adalah memilih wanita lain selain kamu. Memang pandangan kita
berbeda tapi yang pasti kita saling mencintai, perbedaan biarlah tetap ada
supaya menjadi keindahan , kita berbagi hal dan saling melengkapi kekurangan
masing-masing setiap saat di saat waktu yang kita habiskan berdua.
Kemudian kita
lihat seekor kuda putih berlari lincah di sebuah taman di depan kita, begitu
elok, kau menatapku dan tersenyum penuh arti, ku tahu apa yang kau inginkan,
dan aku berfikiran sama.
"yuk"
ajakmu dengan bersemangat
"hmm..
Masa ?"
Kita berdua
memang sering berkuda di berbagai tempat rekreasi , tapi kita membayar dan …
"itu kuda
siapa hayo?" godaku
"ya
biarin aja, ayo donk udah lama" pintamu manja
"nanti
kalo ada orang yang punya nya gimana?"
"ya nggak
gimana-gimana" kau bersikeras
Dan, aku tidak
tahu apa yang kupikir selanjutnya karena tiba-tiba kita sudah berada di atas
punggung kuda, kuda yang besar juga, kau tahu dinda aku tidak tahu apa yang aku
lakukan, yang aku tahu hanya kita melakukan apa yang kita mau. Itu saja. No
mind
kau memeluku
dari belakang, ringan rasa nya, sang kuda berjalan pelan dan kita bercanda
sepanjang perjalanan, kau tertawa ringan tampak senang begitupun dengan ku,
Kita lihat mentari, awan dan langit terus mengikuti kita, kebun teh yang luas
begitu hijau menyejukan, mata mu tampak berbinar memandangnya. Kita berkeliling
mengelilingi padang rumput dan perkebunan teh, mentari bersinar dengan teriknya
keringat mengucur pelan dari dahi mu, tapi kesejukan hati membuat kita tidak
merasa kepanasan sama sekali meski kenyataan nya iya.
Lalu kita tahu
sang pemilik kuda memperhatikan kita, aku terkejut tentu saja, rasanya seperti
aku akan kena marah atau apa tetapi sungguh diluar dugaan, dinda sang pemilik
kuda itu malah tersenyum melihat kita dan mengijinkan kita menaikinya sehingga
kita semakin bebas ke sana kemari, sungguh menyenangkan.
Dinda pabila
aku mengingat momen momen yang kita lalui rasanya aku tak ingin berhenti tak
ingin berakhir, lepas panjang jauh perjalanan yang kita lalui ini aku ingin
selamanya menuju bahtera kehidupan kita bila saatnya memang tiba. Kita berdua
telah melihat orang orang berlari
mengejar mimpi, sebagian saling menjatuhkan satu sama lainnya,
menandakan setiap orang selalu ingin impiannya tercapai, begitupun dengan kita
dinda, kita tahu kita tak pernah mendapat restu orang tua, kita tahu kita
berbeda dan pabila aku menyinggung soal perbedaan kita kau selalu berkata
"iya kita
memang beda, kakak laki-laki dan dinda perempuan haha.."
Ku tahu kau
tak mau memikirkan itu, dan pada akhirnya akupun tak mau memikirkan itu,
biarlah terjadi adanya, selama cinta kita kuat menahan cobaan yang akan tiba
selanjutnya.
Setelah aku
mengembalikan kuda yang kita tunggangi kepada pemiliknya aku mengajakmu ke sebuah
sungai dimana terdapat air terjun sederhana di sana yang tidak jauh dari tempat
kita berdiri, di sana pula tempat orang orang melepaskan penat dan gerah, aku
ingin bermanjaan dalam air,
"dinda
gerah?" tanyaku, dan kaupun mengangguk
Air yang jatuh
serasa melambat, kau asyik bermain air membasahi tubuhmu membasahi hatiku,
suara gemericik air begitu merdu, memberikan kesegaran jiwa pada siapa saja
yang haus akan pemenuhan batin
Kau menyelam
ke dalam air dan ku susul ke sana, dimana hati kita telah bersatu, dimana kita mendakwakan cinta
kita kepada ikan-ikan yang hidup di sana membuat mereka iri, atau kita telah
membuat iri kodok kodok besar yang saling bersuara di sana, kita berteriak
riang, kau manja padaku
Dan kulihat
bibir merahmu yang indah merekah dan aku ingin merasakan manisnya, kau
memejamkan matamu dan kubelai rambutmu, dan kita berciuman begitu lama sampai
kita kehabisan nafas. Kemudian kita mengambil nafas kau terengah engah,
kemudian kita tertawa dan melakukannya lagi dan lagi.
Dinda, setelah
hari menjelang sore kitapun pulang dengan membawa getaran cinta yang makin
kuat, tali penghubung jiwa kita menjadi semakin erat. Berjanjilah padaku sayang
untuk selalu bersamaku dalam suka dan duka. Bangunkanlah aku disaat aku
terjatuh, tegarkanlah aku disaat aku kehilangan harapan, peluklah tubuhku di
saat aku kedinginan, teguhkanlah cinta kita. Aku berjanji akan selalu ada untuk
mu dan membahagiakanmu.
Dan sudahlah
jangan terlalu banyak bicara lagi kini tinggal hati saja yang berbicara.